Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melaporkan dampak dari penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke kinerja ekpor-impor Indonesia, di mana tarif yang dikenakan AS ke RI mencapai 32%.
Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus menjelaskan tarif resiprokal adalah tarif atau pajak yang dikenakan oleh suatu negara terhadap barang impor dari negara lain sebagai bentuk timbal balik atas tarif yang sebelumnya dikenakan oleh negara tersebut pada barang ekspor dari negara asal.
“Tarif resiprokal yang dikenakan oleh Indonesia terhadap produk AS lebih rendah dari yang dikenakan AS ke produk Indonesia,” tulisnya dalam bahan paparan yang diterima KONTAN, Minggu (6/4).
Baca Juga: Imbas Tarif Baru AS, KSPI Prediksi 50.000 Pekerja Bakal Terdampak PHK
Ahmad mengungkapkan, dampak pengenaan tarif tersebut bakal menyebabkan merosotnya kinerja ekspor dan impor negara mitra dagang AS. Misalnya, China kinerja impornya bakal merosot sebesar 14,53% namun ekspornya masih mampu tumbuh sebesar 3,21%.
Sementara itu, untuk Indonesia sendiri kinerja ekspor-impor AS akan mengalami penurunan, di mana impor akan turun 2,22% dan ekspor turun 2,83%.
Selain itu, Ahmad juga membeberkan, dampak pengenaan tarif terhadap perubahan ekspor beberapa sektor Indonesia antara lain sektor manufaktur bakal merosot sebanyak 36,97%, peralatan elektonik turun 13,99%, mineral turun 10,13%, komponen elektronik turun 10,01% dan produk kimia turun 9,08%.
Baca Juga: Prabowo Persilakan Airlangga dan Sri Mulyani Tanggapi Kebijakan Tarif Impor Trump
Lebih lanjut, Ahmad menuturkan, dampak pengenaan tarif resiprokal terhadap pertumbuhan ekonomi (GDP) beberapa negara mitra AS di antaranya, Vietnam diprediksi merosot 0,84%, China turun 0,61%, Thailand turun 0,35%.
Kemudian Malaysia turun 0,11%, India turun 0,06%, Indonesia turun 0,05%, Jepang turun 0,04%, Korea turun 0,03% dan Filipina turun 0,03%.
Untuk diketahui, Trump resmi menaikkan tarif timbal balik ke sejumlah negara mitra dagang pada 2 April 2025 waktu setempat. Rinciannya, China sebesar 34%, Uni Eropa 20%, Kamboja 49%, Vietnam 46%, Sri Lanka 44%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, Taiwan 32% serta Indonesia sebesar 32%.
Baca Juga: DEN Rekomendasikan Langkah Hadapi Tarif Trump, Ekonom: Diimplementasikan Hati-Hati
Selanjutnya: Kebijakan Tarif Impor AS, Komisi VII Minta Pemerintah Fokus Penguatan Industri Lokal
Menarik Dibaca: Cara Membuat Foto ala Studio Ghibli dengan Bantuan ChatGPT, Simak Tutorialnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News