kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hadapi tantangan pasca Covid-19, Indonesia dan India jajaki perundingan dagang


Kamis, 02 Juli 2020 / 13:17 WIB
Hadapi tantangan pasca Covid-19, Indonesia dan India jajaki perundingan dagang
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan India sepakat untuk memperkuat sinergi di bidang ekonomi untuk menghadapi tantangan pasca Covid-19. Kedua negara sepakat untuk melakukan penjajakan perundingan dagang bilateral.

Kesepakatan ini dibuat setelah Menteri Perdagangan Agus Suparmanto bertemu secara virtual dengan Menteri Perkeretaapian, Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal dalam pertemuan ke-3 Biennial Trade Minister' Forum (BTMF) Indonesia-India pada Senin (29/6).

"Kedua menteri telah sepakat agar Indonesia dan India segera bertemu dan membahas isu-isu perdagangan secara lebih intensif. Kami di level teknis akan membahas tindak lanjut pertemuan bilateral kedua menteri agar perhubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara berjalan lebih lancar," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo dalam keterangan tertulis, Kamis (2/7).

Baca Juga: Jaga pasokan bahan pokok, Mendag: Pasar rakyat tetap buka dengan protokol kesehatan

Dalam pertemuan BTMF tersebut, dilakukan pembahasan isu ekonomi agar target perdagangan bilateral yang ditetapkan kedua negara sebesar US$ 50 miliar di 2025 tercapai, termasuk akses pasar di masing-masing negara. Tak hanya itu, kedua menteri juga membahas upaya terobosan dalam menangani situasi ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Dalam pertemuan itu, Agus juga meminta agar India dapat membantu membukakan akses pasar produk Indonesia seperti Minyak sawit dan produk turunannya, perhiasan emas, ban kendaraan, dan produk pertanian khususnya pinang, gambir, teh karena tengah mengalami tekanan tarif dan non tarif.

Tak hanya itu, ada pula pembahasan di bidang farmasi untuk penanggulangan wabah Covid-19. Agus mengajak Piyush memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha obat-obatan dan alat kesehatan.

"India merupakan salah satu produsen utama obat-obatan dunia yang sangat berdaya saing. Untuk itu saya mengajak Menteri Piyush untuk mendorong kerjasama antara pelaku usaha obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk melalui investasi, sinergi produksi bahan baku obat, maupun pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia," ujar Agus.

Sementara itu, Indonesia juga berkomitmen memberikan kontribusi dalam upaya global penanganan Covid-19 dengan menghapus larangan ekspor bahan baku masker, produk antiseptik, alat pelindung diri (APD) dan mengharapkan India dapat memberikan relaksasi atas sejumlah restriksi ekspor untuk produk alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia.

Sebagai Informasi, BMTF merupakan forum pertemuan reguler dua tahunan tingkat Menteri Perdagangan Indonesia dan India untuk membahas isu-isu perdagangan kedua negara. Pertemuan pertama BTMF dilaksanakan di Jakarta pada 2011 dan pertemuan kedua berlangsung di New Delhi pada 2017.

Baca Juga: Stok pangan dinilai cukup aman selama pandemi

"Pertemuan BMTF kali sangat penting mengingat kedua negara tengah dilanda pandemi Covid-19 dan menghadapi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi global akibat Covid-19. Dengan pertemuan ini, kedua negara dapat terus melanjutkan dialog dan kerja sama dagang, serta mencari peluang yang dapat dikerjasamakan di tengah pandemi saat ini," ujar Agus.

Berdasarkan data BPS, total nilai perdagangan kedua negara di tahun 2019 mencapai US$ 16,1 miliar. India merupakan negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia terbesar ke-4 dengan nilai ekspor US$ 13,7 miliar dan sumber impor nonmigas ke-9 bagi Indonesia di 2019 dengan nilai impor dari India senilai US$ 5 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan sebesar US$ 8,7 miliar dengan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×