Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan, maka dilakukan penambahan jumlah alat berat seperti 4 buah weedharvester progresnya sudah capai 100%, 14 unit exca standard yang saat ini progresnya telah berjalan sebesar 71% dimana target selesai 100% di bulan Oktober 2020. Kemudian 4 unit amph long progressnya sudah sebesar 38% dan target selesai Oktober 2020.
Ada 9 unit exca long yang progressnya sudah sebesar 40% dan target selesai Oktober 2020, 6 unit exca mini progressnya sudah sebesar 42% dan target selesai Oktober 2020, serta 5 unit amphibius long arm mini, 6 unit pompa banjir, 2 unit alat bor, 2 unit pompa irigasi, 4 unit speed boat, 9 unit MTA, 14.000 kawat bronjong, dan 1.000 unit geobag yang akan ditargetkan selesai 100% pada November 2020.
Penggunaan dana tanggap darurat sebesar Rp 450 miliar yang dialokasikan di tahun anggaran 2021, sebagian dilaksanakan dengan metode padat karya, tergantung dengan kondisi di lapangan.
Baca Juga: Hingga awal Oktober, realisasi belanja PUPR mencapai 59%
Kesiapsiagaan lain yang disiapkan untuk jangka panjang adalah terciptanya sistem Fast Respond dimana masyarakat dapat melakukan pelaporan terkait kondisi atau pelaporan kejadian banjir yang dapat dikirimkan melalui WA Center maupun penggunaan hastag #Banjir #Kebanjiran di media sosial Twitter.
Ditekankan Jarot, bahwa perlua ada kerjasama dari semua stakeholder dan juga masyarakat untuk penanggulangan banjir. Jarot menekankan pentingnya sosialisasi "air kembali ke bumi" dengan adanya kesadaran dalam pembangunan biopori.
"Ini perlu partisipasi stakeholder semua dan masyarakat. Kami harapkan jadi dorongan moral dan kita gaungkan kembalikan air ke bumi," pungkas Jarot.
Selanjutnya: Kementerian PUPR tawarkan proyek senilai Rp 21,7 triliun lewat skema KPBU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News