kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga awal Oktober, realisasi belanja PUPR mencapai 59%


Senin, 05 Oktober 2020 / 06:58 WIB
Hingga awal Oktober, realisasi belanja PUPR mencapai 59%
ILUSTRASI. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan, pada masa pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari turunnya investasi.

Demikian juga ekspor impor, sehingga satu-satunya yang menunjang pertumbuhan ekonomi adalah belanja Pemerintah salah satunya adalah belanja infrastruktur.

Basuki mengatakan, realisasi belanja infrastruktur Kementerian PUPR hingga awal oktober telah mencapai 59%. Seperti diketahui, pagu anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) TA 2020 sebesar Rp. 87,61 triliun.

Baca Juga: Pembebasan lahan konstruksi jalan tol terhambat karena pemberlakuan PSBB

"Hingga tanggal 4 Oktober 2020 telah terealisasi sebesar Rp 52,08 triliun atau sebesar 59,5%," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (5/10).

Untuk mitigasi dampak Covid-19, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) melalui 16 program dengan anggaran sebesar Rp. 12,32 triliun. Program tersebut di antaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya.

Disamping itu juga dialokasikan anggaran sebesar Rp.1,36 triliun untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berupa perluasan Program Padat Karya berupa revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 km dengan anggaran Rp 1 triliun.

Kemudian, pembelian produk rakyat berupa material tambalan cepat mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 Ton sebesar Rp 200 miliar. Serta modular RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) sebanyak 4.700 unit senilai Rp. 125,04 miliar, Modular RUSPIN (Rumah Unggul Sistem Panel Instan) 250 unit senilai Rp 5,28 miliar.

Selanjutnya, pembelian karet petani di Provinsi Bengkulu senilai Rp 20 miliar, pengadaan alat Light Weight Deflectometer (LWD) 33 unit senilai Rp 5 miliar yang digunakan untuk menguji kekuatan struktur tanah dasar/granular secara semi otomatis dan portable sehingga mudah dibawa ke lokasi proyek yang masih sulit diakses.

Baca Juga: Kementerian PUPR tawarkan proyek senilai Rp 21,7 triliun lewat skema KPBU

Produk rakyat lain berupa Big Gun Sprinkler 250 unit senilai Rp 3,75 miliar, Tandon Air 300 unit senilai Rp 1,80 miliar dan Biodegester 500 unit senilai Rp 1,60 miliar.

Selain itu untuk mendukung peningkatan konektivitas, dialokasikan anggaran untuk pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton senilai Rp 100 miliar dan pembelian Resin Ester 790,42 ton sebesar Rp 25 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×