Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Menurut Ronny P Sasmita dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, insentif PPN untuk mobil listrik tidak akan secara signifikan meningkatkan penjualan karena infrastruktur pendukungnya masih terbatas. Ia juga menilai insentif impor CBU tidak tepat karena cenderung menguntungkan golongan kaya.
Yose Rizal Damuri dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) juga meragukan efektivitas insentif ini dalam mendorong ekonomi mengingat daya beli masyarakat yang lemah.
Sebagai gantinya, Yose mengusulkan pemerintah memberikan insentif kepada sektor produksi sebagai langkah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Baca Juga: Aturan Terbit! Pemerintah Resmi Beri Diskon PPN Mobil Listrik 2024
Mohammad Faisal dari Center of Reform on Economics (Core) berpendapat bahwa dampak dari insentif mobil listrik yang diberikan pemerintah tidak akan terlihat dalam waktu dekat, bahkan mungkin dalam waktu 10 tahun.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap insentif fiskal yang sudah ada dianggap perlu untuk menghindari pemberian insentif yang berlebihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News