kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Gubernur BI Sebut Konsumsi Masih Belum Kuat Imbas Terbatasnya Lapangan Kerja


Rabu, 17 September 2025 / 15:53 WIB
Diperbarui Rabu, 17 September 2025 / 15:53 WIB
Gubernur BI Sebut Konsumsi Masih Belum Kuat Imbas Terbatasnya Lapangan Kerja
ILUSTRASI. Karyawan membawa keranjang belanja di salah satu mini market kawasan Alam Sutera, Kota Tangerang, Banten, Senin (26/5/2025). Bank Indonesia (BI) melihat sejumlah indikator menunjukkan kondisi konsumsi rumah tangga masih belum kuat pada kuartal III 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat sejumlah indikator menunjukkan kondisi konsumsi rumah tangga masih belum kuat pada kuartal III 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, konsumsi rumah tangga masih belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi konsumen khususnya pada kelompok menengah ke bawah.

“Serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9/2025).

Selain itu, Perry juga melihat investasi perlu terus diperkuat melalui percepatan realisasi berbagai program prioritas pemerintah, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai daerah.

Baca Juga: BI Sebut Investasi Emas Masih Digandrungi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Sementara itu, ekspor diperkirakan lebih baik ditopang oleh kenaikan ekspor produk pertanian dan manufaktur, khususnya komoditas minyak kelapa sawit (CPO) ke India seiring penurunan bea impor.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian,” ungkapnya.

Dari sisi fiskal, belanja pemerintah diperkirakan meningkat di semester II 2025 sejalan dengan implementasi proyek prioritas pemerintah terkait program ketahanan pangan, energi, pertahanan dan keamanan, serta Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah 2025.

Baca Juga: Lewat RUU P2SK, DPR Bisa Copot Gubernur BI!

Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penurunan suku bunga, pelonggaran likuiditas, peningkatan insentif makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Dengan penguatan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah tersebut, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi semester II 2025 membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4%.

Selanjutnya: Prabowo Resmi Reshuffle Susunan Kabinet, Berikut Daftar Lengkapnya!

Menarik Dibaca: MYC Finance Melonjak 44% dalam 24 Jam, Bertahan di Puncak Kripto Top Gainers

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×