kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.662.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Gabung BRICS, Indonesia Bisa Menjadi Jembatan Kepentingan Negara Berkembang


Rabu, 08 Januari 2025 / 10:20 WIB
Gabung BRICS, Indonesia Bisa Menjadi Jembatan Kepentingan Negara Berkembang
ILUSTRASI. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS memperluas keanggotaan Indonesia dalam berbagai forum internasional.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi menjadi anggota penuh aliansi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).

Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengatakan, keanggotaan Indonesia dalam BRICS memperluas keanggotaan Indonesia dalam berbagai forum internasional. 

Hal ini bisa menjadi penyeimbang karena Indonesia tidak hanya aktif di forum yang beranggotakan negara maju. Namun juga aktif dalam forum yang beranggotakan negara berkembang. 

Baca Juga: Ini Untung Rugi Indonesia Menjadi Anggota Penuh BRICS

“Kita bisa juga menjadi jembatan antara kepentingan negara sedang berkembang, dan isu-isu yang berkembang di (forum) multilateral yang kita anggap ini harus diperjuangkan sebagai kelompok negara sedang berkembang,” ujar Mari Elka di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/1) malam. 

Selain itu, saat ini Indonesia perlu mempelajari lebih lanjut agenda yang menjadi perhatian Anggota BRICS. Terlebih saat ini BRICS sudah mempunyai The New Development Bank (NDB). 

“Nah apakah ini akan berkembang menjadi bank yang bisa memberi dana kepada pembiayaan pembangunan, ini hal-hal yang harus kita pelajari dari segi manfaat lainnya,” ucap Mari. 

Lebih lanjut Mari Elka menyampaikan bahwa masuknya Indonesia dalam BRICS tidak mengganggu kepentingan Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga: 6 Manfaat Jadi Anggota Penuh BRICS Bagi Indonesia

Menurutnya, penggunaan mata uang selain dollar AS dalam transaksi perdagangan merupakan perkembangan dalam dunia keuangan internasional yang bisa terjadi ke depannya. 

Misalnya saat ini sudah ada sistem local currency settlement (LCS) dalam perdagangan Indonesia dengan China. Malaysia juga punya sistem serupa dalam transaksi perdagangannya dengan China.  

“Tapi orang masih melihat bahwa dolar untuk sementara masih akan dominan,” kata Mari Elka.

Selanjutnya: Indonesia-Tiongkok Rayakan 75 Tahun Hubungan Bilateral

Menarik Dibaca: IHSG Menguat, 3 Saham IPO Melesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×