Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia secara resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada Senin (6/1/2025) waktu Brasil.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh pihak Brasil yang merupakan ketua kelompok negara-negara berkembang dengan perekonomian besar di dunia tersebut.
Nama BRICS merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa), yang merupakan anggota-anggota awal.
Lantas, apa itu BRICS, dan apa manfaatnya bagi Indonesia setelah bergabung?
Apa manfaat BRICS bagi Indonesia setelah bergabung?
Bergabungnya Indonesia dengan BRICS diperkirakan akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, stabilitas mata uang, hingga pertahanan keamanan.
Berikut adalah sejumlah potensi manfaat atau keuntungan bagi Indonesia yang resmi bergabung menjadi anggota BRICS:
Baca Juga: Menakar Untung Rugi Indonesia Jadi Anggota Penuh BRICS
1. Membuka akses pasar yang lebih luas
Bergabungnya Indonesia ke BRICS dinilai akan dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi hasil produksi perindustrian nasional.
Dilansir dari laman Antaranews (2/11/2024), BRICS saat ini memiliki sembilan negara anggota yang mempunyai karakteristik signifikan tingkat global.
Ada manfaat ekonomi yang sangat jelas bila sebuah negara berkembang bergabung dengan BRICS.
Menurut data institusi federal AS, berbagai negara yang tergabung dalam BRICS mewakili sekitar 45 persen populasi dunia, 28 persen output perekonomian dunia, dan 47 persen minyak mentah global.
Baca Juga: Brasil Umumkan Indonesia Resmi Menjadi Anggota Penuh BRICS
2. Perdagangan intra-BRICS
Salah satu daya tarik lain yang juga terkait dengan akses pasar luas adalah potensi meningkatnya perdagangan intra-BRICS atau sesama negara anggota BRICS.
Rusia mendapat hantaman embargo atau larangan pembelian terutama adalah komoditas migas dari Rusia, terutama negara-negara Barat.
Ini kesempatan bagi Indonesia untuk dapat memperoleh manfaat finansial yang optimal dari transaksi migas dengan Rusia. Apalagi, Indonesia termasuk negara importir besar untuk BBM hasil sulingan.