Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementrian Keuangan mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bulan Februari tahun 2018 mengalami defisit sebesar Rp 48,9 triliun.
Mentri keuangan Sri mulyani Indrawati mengatakan, defisit untuk posisi Februari Rp 48,9 triliun ini setara 0,33% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dia mengatakan, rasio ini menunjukkan APBN lebih sehat. Tahun sebelumnya, defisit APBN sebesar Rp 54,7 triliun atau 0,68% dari PDB.
“ini berarti lebih kecil. APBN kita makin hari makin kelihatan sehat dan baik dari sisi pelaksanaan, bahkan pada bulan awal,” ujar Sri Mulyani pada saat konverensi pers di gedung kementrian kemenkeu, Senin (12/3).
Sementara itu, penerimaan negara sampai Februari mencapai Rp 200,1 triliun atau 10,6% dari APBN. Perolehan ini tumbuh 17,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun komponennya, yakni pajak dan bea cukai mengumpulkan Rp 160,7 triliun atau 9,9% dari APBN 2018. “Artinya pertumbuhannya 13,6% dibanding 2017 penerimaannya sampai Februari Rp 141,5 triliun, atau tumbuh 6,8%,” jelasnya
Komponen lainnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 39,2 triliun atau 14,2% dari target tahun ini dan tumbuh 34%.
Menurutnya, PNBP tahun ini mengalami pertumbuhan yang luar biasa lantaran tahun lalu hanya Rp 29,3 triliun atau tumbuh 23,6%, dibanding 2016 hanya tumbuh 5,4%.
Belanja negara
Lalu belanja negara telah mencapai Rp 249 triliun atau 11,2% dari APBN tumbuh 10,4% secara year on year. Sri mulyani menjelaskan, jika dibandingkan tahun 2017 pada pada periode yang sama, realisasi belanja hanya Rp 225,6 triliun atau minus 7,1%.
Adapun belanja Kementrian dan Lembaga (K/L) pada Februari ini sebesar Rp 55,2 triliun, lebih baik dibanding tahun lalu 43,9 triliun.
“Ada kenaikan bahkan double digit 25,8% yang terjadi kenaikan baik penerimaan dan belanjanya,” tambahnya.
Dia melanjutkan, belanja non-k/l telah terealisasi Rp 72,4 triliun lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp 59 triliun. Total belanja pemerintah pusat Rp 127,6 triliun atau tumbuh 24,1% dibanding tahun lalu yang hanya Rp 102,8 triliun.
“Transfer ke daerah terealisasi Rp 766,2 triliun dibanding tahun lalu Rp 766,3 triliun, realisasinya 116,2 triliun atau -5,3% growthnya. dana desanya 5,2 triliun,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News