Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan selama ini memang terbilang menteri super. Banyak urusan ekonomi ada di tangannya. Ini pula yang dikritik tajam oleh Ekonom Senior Indef Faisal Basri.
Faisal mempertanyakan tugas Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan yang mengurus keseluruhan tugas kabinet menteri, salah satunya urusan investasi. Padahal, tugas-tugas itu sudah menjadi tanggung jawab kabinet menteri yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Jokowi: PBB dan IMF peringatkan saya soal tambang batubara
Investasi semisal, menurut Faisal, merupakan ranah Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Sebenarnya di nomenklatur itu urusannya Menko Perekonomian, kenapa jadi di maritim? Apakah hanya maritim yang didorong investasinya? Nggak juga kan. Kalau ingin meningkatkan peran Pak Luhut, angkat saja jadi Perdana Menteri sekalian," kata Faisal seperti dikutip dari kompas.com, Rabu (20/11)
Baca Juga: Genjot investasi ke Indonesia, pemerintah menaruh harapan pada RCEP
Faisal lantas menceritakan peran Raden Djoeanda Kartawidjaja, Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir pada masa era Kepresidenan Soekarno. Djoeanda menjadi perdana menteri mengemban tugas yang serupa dilakukan oleh Luhut.
"Seperti dulu Juanda, jelas. Jadi, dia cawe-cawe seluruh kementerian, semua dia urus. Sekarang (Luhut B Pandjaitan) sampai uang dari Hong Kong masuk ke Indonesia dia urus juga. Ini calo apa menteri? Semua diurus," katanya.
Nomenklatur Jokowi memang mempercayai kepada Menko Maritim dan Investasi, namun kata Faisal, urusan investasi menjadi kewenangan Kemenko Perekonomian dan BKPM. "Kalau menurut saya, salahin diagnosis. Investasi itu dari luar, Indonesia itu tidak banyak investasinya dari luar," ujarnya.
Menurut Faisal, dari sisi investasi, Indonesia sebenarnya tidak mengalami kemerosotan investasi. Bahkan, nilai investasi di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata Negara ASEAN dan China, meski jumlahnya lebih rendah dari Vietnam dan India.
Baca Juga: Begini cara pemerintah pindahkan ASN dari Jakarta ke Ibukota baru
"Yang nampak seolah-olah investasi kita ini jeblok, enggak. Investasi Indonesia tidak jelek-jelek amat," ujarnya. Menurut Faisal, investasi asing di Indonesia sejak dulu kecil perannya. Kata Faisal, investasi asing yang datang ke Indonesia tahun lalu, itu nomor 16 di dunia, naik dari nomor 18,
"Bahkan investasu yang masuk lebih tinggi dari investasi ke Vietnam. Egggak jelek kan? Real, 22 miliar dollar AS datang ke Indonesia. Jadi diagnosisnya salah," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News