kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Epidemiolog Minta Semua Pihak Tak Meremehkan Covid-19 Varian Apapun


Senin, 07 Februari 2022 / 21:45 WIB
Epidemiolog Minta Semua Pihak Tak Meremehkan Covid-19 Varian Apapun
ILUSTRASI. Pemerintah menaikan level PPKM di empat wilayah


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan semua pihak diminta tidak meremehkan Covid-19 varian apapun. Terlebih varian yang masuk dalam variant of concern.

Risiko tinggi adanya lonjakan kasus bahkan kematian tetap ada termasuk varian Omicron. Terlebih tingkat vaksinasi dosis dua dan juga booster di Indonesia belum tercapai secara maksimal.

"3T dan protokol kesehatan harus diperkuat. Ini yang sekali lagi kembali ke komitmen, konsistensi, leadership, risk communication strategi. Kita harus meluruskan hoax-hoax bahwa ini melemah itu tidak berdasar. Karena itu akan membawa ke arah pelemahan respon, pengabaian protokol kesehatan. Di sinilah penting sekali menguasai peta situasi permasalahan," tegas Dicky kepada Kontan.co.id, Senin (7/2).

Dicky menyebut pemerintah harus dapat menyampaikan semua informasi terkait dengan varian Omicron baik dari sisi positif atau negatifnya.

Indonesia sendiri disebut tidak ada jaminan akan mengalami gelombang varian ini lebih rendah dari Delta. Hal tersebut lantaran kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Dimana saat ini cakupan vaksinasi antar wilayah belum merata.

Baca Juga: Tiga Provinsi Ini Miliki Jumlah Kasus Aktif Terbanyak, Lampaui Saat Gelombang Delta

Cakupan vaksinasi yang belum merata juga berpengaruh pada tingkat perlindungan masyarakat dari keparahan apabila terinfeksi. Dicky menyoroti cakupan vaksinasi di luar Jawa-Bali yang belum seluruhnya mencapai target minimal untuk dosis kedua.

"Pola tren Indonesia ada tiga nantinya ada yang lebih baik dari gelombang delta, ada yang sama, ada yang lebih atau sama minimal. Itu bisa terjadi karena selain tadi imunitas yang belum terbentuk kemudian juga membutuhkan adalah mitigasi kalau mitigasi-nya telat tidak kuat tidak cepat tidak tepat ya kita akan memiliki resiko mendekati atau sama dengan delta" jelasnya.

Maka kembali Dicky menegaskan, peningkatan vaksinasi, serta penguatan disiplin protokol kesehatan dan 3T perlu dilakukan. Vaksinasi kepada kelompok lansia, komorbid dan anak-anak harus terus diakselerasi.

"Dalam rangka merespon pandemi itu prinsipnya adalah mengutamakan resiko terburuk. Karena kalau salah kematian akan banyak. Kalau bicara Omicron ini dampaknya ke kelompok berisiko lansia, komorbid dan anak-anak akan besar sekali nanti ancamannya," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×