Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih membahas rencana penerapan jalur perjalanan tervaksinasi atau Vaccinated Travel Lane (VTL).
Penerapan VTL diyakini merupakan seuatu keharusan dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). Meski begitu, pemilihan negara mitra menjadi indikator penting dalam pelaksanaannya.
"Kita harus yakin betul dengan kekuatan intervensi di negara itu," ujar Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/11).
Pasalnya dalam VTL, nantinya tak lagi diterapkan sistem karantina bagi pelaku perjalanan internasional. Oleh karena itu level transmisi serta cakupan vaksinasi menjadi penting.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia kaji pemberlakuan vaccinated travel lanes (VTL)
Dicky menyebut negara yang melakukan VTL harus memiliki level transmisi 1 hingga 2 berdasarkan indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, cakupan vaksinasi di negara tersebut juga harus mencapai 60%.
Rasio kasus positif serta reproduksi virus pun ditekankan di bawah 1%. Dicky juga menyebut perlunya pengamatan terkait munculnya varian baru dari Covid-19.
"Penerapan ini saya kira harus dikaji matang sambil menunggu perkembangan dari varian baru," ungkapnya.
Sebelumnya pemerintah juga masih mengkaji rencana penerapan VTL. Meski begitu, sejumlah pembicaraan telah dilakukan dengan Australia dan Malaysia saat pertemuan bilateral.
Selanjutnya: Neraca perdagangan berpotensi cetak surplus hingga akhir tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News