Sumber: kontan | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Badan usaha milik negara (BUMN) yang menempatkan dananya di Bank Century angkat bicara. Dalam rapat pemeriksaan Pansus Hak Angket Bank Century, perusahaan pelat merah ini membeberkan alasan mereka. Keempat BUMN itu, yakni PT Jamsostek, PT Telkom Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Asabri mengaku tidak mengetahui bahwa Bank Century merupakan bank bermasalah.
Barulah pada akhir November 2008 keempat perusahaan mengetahui Bank Century merupakan bank bobrok. Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah menguraikan, sebelum menempatkan dana pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap kondisi Bank Century. Rasio kecukupan modal (CAR) bank mencapai 16% pada Desember 2007. Makanya Telkom berani menaruh duitnya dalam bentuk deposito sebanyak Rp 165 miliar. “Kami sudah menarik dana tersebut saat jatuh tempo. Tidak diperpanjang dan sudah bersih semua,” ujar Rinaldy dalam Rapat Pansus, kemarin (10/2).
Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sirait juga mengatakan, hasil kajian dari direktorat investasi menunjukkan Bank Century merupakan bank yang sehat. Jamsostek menyimpan dana sejak tahun 2004 di Bank Century. Awalnya sebanyak Rp 293,2 miliar, ditambah pada November 2008 sebanyak Rp 255 miliar.
Saat kasus Bank Century menyeruak akhir November 2008, perlahan Jamsostek menarik dana deposito yang jatuh tempo. "Akhir 2008, dana dari Rp 255 miliar, tersisa Rp 112,1 miliar," ujar Hotbonar.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo memberikan alasan serupa. “Ada deposito Rp 20 miliar. Akhir September 2008 kami tarik,” ujar Bintang.
Anggota Pansus dari Fraksi Partai Golkar Agun Gunanjar heran dengan keterangan yang diberikan oleh manajemen keempat BUMN tersebut. Sebab, Bank Century adalah bank yang bermasalah sejak proses merger. “Sebagai pelaku bisnis, mustahil mereka tidak mengetahui sepak terjang Robert Tantular, pemilik bank ini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News