Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski gelombang panas El Nino akan datang menjelang akhir tahun ini, Pemerintah yakin produksi beras pada 2009 tetap surplus hingga 2,3 juta ton. Angka ini sama dengan surplus beras di 2008, sehingga Indonesia bisa mempertahankan swasembada beras tahun ini.
Tapi, bukannya Pemerintah menganggap enteng kehadiran fenomena alam yang bisa menyebabkan kekeringan itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, Pemerintah sudah mengambil sejumlah langkah antisipasi supaya target produksi gabah 2009 bisa mencapai 62,5 juta ton.
Maklum, fenomena El Nino mulai tertangkap sejak awal Juli ini. Wilayah Indonesia bagian Timur kemungkinan yang bakal mengalami kekeringan paling parah ketimbang kawasan Barat. "Selanjutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terus melakukan pemutakhiran data secara terus menerus," kata Presiden SBY usai rapat terbatas tentang ancaman gelombang El Nino, Kamis (16/7).
Langkah antisipasi untuk mengamankan produksi beras tahun ini, salah satunya, dengan mengoptimalkan lahan rawa pasang surut atau rawa lebak. Total luas lahan ini seantero Nusantara mencapai 1,8 juta hektare.
Maksud rawa pasang surut, saat air surut, petani bisa memakai lahan basah di rawa itu untuk menanam padi. "Saya sudah lihat contohnya di Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat," ujar SBY.
Selain itu, upaya pengamanan juga dilakukan dengan mengembangkan varietas padi yang bisa ditanam di daerah yang pasokan airnya kurang, lalu mempercepat masa tanam, dan merehabilitasi waduk, dan irigasi.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, surplus beras tahun ini akan dipakai untuk menutupi defisit pada Januari dan Februari 2010 sebesar 1,6 juta ton. "Kekurangan itu karena akan ada pengunduran masa tanam padi," ujar Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News