kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor makin lemah, BI: Kinerja investasi tertahan di 2020


Senin, 30 Maret 2020 / 20:00 WIB
Ekspor makin lemah, BI: Kinerja investasi tertahan di 2020
ILUSTRASI. Ilustrasi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini sangat tidak mudah. Bank Indonesia (BI) telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonom Indonesia menjadi hanya di kisaran 4,2% - 4,6% untuk tahun 2020. 

Pertumbuhan seluruh komponen pengeluaran PDB Indonesia tahun ini diprakirakan lebih buruk dari tahun lalu. Tak terkecuali pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias investasi yang pada tahun 2019 lalu tumbuh 4,5% yoy. 

Tahun ini, BI memprakirakan pertumbuhan PMTB di tahun ini akan tertahan pada kisaran 3,1% - 3,5% yoy. 

Dalam Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) Tahun 2019 yang dirilisnya, BI menilai kontraksi ekspor menjadi penyebab tertahannya laju pertumbuhan investasi, terutama investasi non-bangunan. 
Di samping itu, penyebaran virus corona yang cepat menyebabkan pemerintah melakukan tindakan pencegahan penyebaran berupa pembatasan pekerja yang berasal dari negara terdampak virus corona.

Baca Juga: BI proyeksi pertumbuhan ekspor Indonesia makin terkontraksi hingga -5,6% tahun ini

"Tertahannya TKA dari Tiongkok masuk ke Indonesia turut menahan pertumbuhan investasi pada jangka pendek, terutama investasi dari Tiongkok yang umumnya diiringi oleh TKA dari negara tersebut,” terang BI. 

Meski begitu, otoritas bank sentral melihat, keberlanjutan pembangunan proyek-proyek infrastruktur pemerintah akan mampu menjaga tingkat pertumbuhan investasi, terutama investasi bangunan. Selain itu, BI juga mengharapkan rencana pengurangan sektor pada Daftar Negatif Investasi (DNI) segera terealisasi. 

“Pengubahan istilah menjadi Daftar Positif Investasi (DPI) diharapkan mendorong realisasi penanaman modal asing,” lanjut BI. 

Di sisi lain, BI menyatakan, kebijakan moneter yang akomodatif oleh BI akan turut mendorong biaya investasi (cost of investment) dan memberikan insentif untuk peningkatan investasi oleh para pelaku usaha. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×