kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Ekonomi Kuartal II-2025 Diperkirakan Tumbuh 5%, Ditopang Insentif dan Gaji ke-13 ASN


Jumat, 30 Mei 2025 / 05:40 WIB
Ekonomi Kuartal II-2025 Diperkirakan Tumbuh 5%, Ditopang Insentif dan Gaji ke-13 ASN
ILUSTRASI. Pencairan gaji ke-13 ASN dan beberapa insentif pemerintah pada Juni 2025 diperkirakan akan memberi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencairan gaji ke-13 ASN dan beberapa insentif pemerintah yang direncanakan pada Juni 2025 diperkirakan akan memberi dorongan yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025, dengan kemungkinan pertumbuhannya bisa mendekati 5% year on year (YoY).

Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), mencatat bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi saat ini berada di kisaran 4,8%.

Faisal menjelaskan bahwa paket insentif yang akan diluncurkan, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan konsimsi rumah tangga, yang merupakan kontributor utama untuk pertumbuhan ekonomi, yaitu sekitar 55%.

Baca Juga: Silang Pendapat Anggota DPR Terhadap Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2026

“Nah, sehingga ini diharapkan sebetulnya paket insentif inikan mendorong dari sisi pertumbuhan di konsumsi rumah tangganya,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (29/5).

Faisal mengatakan jika insentif ini berjalan dengan baik, pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa melonjak dari 4,8% menjadi angka yang lebih tinggi, meski ia mengingatkan bahwa durasi dan besaran insentifnya mempengaruhi dampaknya.

Jika insentif hanya berjalan selama dua bulan, maka dampaknya akan sangat terbatas.

“Cuma seberapa besar ngangkatnya? Itu tadi kalau dia 2 bulan, berarti kan hanya di Juni dan Juli,” kata Faisal.

Ia memperkirakan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai angka 4,9% dengan insentif tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk investasi, ekspor, dan impor.

Sementara itu, Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina mencatat, total nilai dari berbagai insentif yang diberikan mencapai sekitar Rp 50 triliun, dengan setengahnya dari jumlah tersebut akan terealisasi pada bulan Juni 2025.

Baca Juga: Stimulus Tak Cukup Dorong Ekonomi Berjalan Mulus

“Kombinasi dua hal ini akan mempunyai daya dorong cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025, bisa mendekati level 5%,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Kamis (29/5)

Namun, Wijayanto juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ini hanya bersifat sementara dan tidak berkelanjutan.

“Jika tanpa insentif yang membebani APBN tersebut, angka pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang sesungguhnya bisa hampir 1% lebih rendah,” tambah Wijayanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×