Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efisiensi anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) mencuatkan isu adanya pemangkasan gaji ke-13 dan tunjangan hari raya (THR) pegawai negeri sipil (PNS) tahun 2025.
Peneliti dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Badiul Hadi menilai, bila anggaran gaji ke-13 dan THR PNS dipangkas, maka menurutnya konsumsi konsumsi rumah tangga akan bertambah.
Sebab, biasanya gaji ke-13 dan THR selama ini digunakan oleh PNS untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga menjelang Lebaran dan tahun ajaran baru.
Baca Juga: Geger! THR dan Gaji Ke-13 ASN Terancam Dihapus, Menpan-RB: Belum Ada Keputusan
“Pemangkasan ini tentu akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga,” tutur Badiul kepada Kontan, Kamis (6/2).
Terlebih selama ini konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB). Apabila konsumsi turun, maka dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Selama ini kan pemerintah berdalih bahwa gaji ke-13 dan THR dapat mendorong konsumsi masyarakat dan membawa pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Dia memperkirakan, ditopang berbagai isu termasuk pemangkasan anggaran tersebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2025 bisa turun kisaran 0,3% - 1%, menjadi 4,8% dalam batas atas, atau turun dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,98% pada kuartal IV 2024.
Baca Juga: Airlangga: Kepastian THR dan Gaji-13 ASN Tunggu Keputusan Menteri Keuangan
Sejalan dengan itu, bila konsumsi rumah tangga turun, maka sektor jasa dan keuangan, hingga ritel bisa terdampak.
Padahal biasanya, sektor ritel dan jasa akan mengalami kenaikan jika ada pencairan gaji-13 dan THR. Pemotongan berpotensi berdampak pada penurunan pendapatan, dan profitabilitas perusahaan sehingga bisa berakibat PHK,” ungkapnya.
Selain itu, pemotongan gaji ke-13 dan THR juga berpotensi mengurangi Rancangan Acak Lengkap (RAL)dan kepuasan kerja PNS dan imbasnya pada pelayanan publik masyarakat yang memburuk.
Dengan dinamika tersebut, Badiul memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada kuartal I 2025 menjadi kisaran 4,5%-5%, dari kuartal IV 2024 sebesar 5,02%.
Baca Juga: Ada Efisiensi Anggaran, Apa Benar Gaji ke-13 dan 14 ASN akan Dihapus Tahun Ini?
Untuk diketahui, pemerintah melakukan efisiensi anggaran dalam APBN 2025 sebesar Rp 306,69 triliun. Anggaran tersebut berasal dari belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp 256,1 triliun, dan transfer ke daerah (TKD) Rp 50,95 triliun.
Selanjutnya: Promo Guardian Super Hemat 6-19 Februari 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Eye Mask
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat 6-19 Februari 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Eye Mask
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News