kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Berpotensi Meningkat Berkat Insentif dan Gaji ke-13


Kamis, 29 Mei 2025 / 19:28 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Berpotensi Meningkat Berkat Insentif dan Gaji ke-13
ILUSTRASI. Foto udara operator melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara. Pencairan gaji ke-13 ASN dan beberapa insentif pemerintah yang direncanakan pada Juni 2025 diperkirakan akan memberi dorongan yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025. Kemungkinan pertumbuhannya bisa mendekati 5% secara tahunan atau year on year (YoY). ANTARA FOTO/Andry Denisah/rwa.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pencairan gaji ke-13 ASN dan beberapa insentif pemerintah yang direncanakan pada Juni 2025 diperkirakan akan memberi dorongan yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025. Kemungkinan pertumbuhannya bisa mendekati 5% secara tahunan atau year on year (YoY).

Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), mencatat bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi saat ini berada di kisaran 4,8%.

Ia menjelaskan bahwa paket insentif yang akan diluncurkan, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang merupakan kontributor utama untuk pertumbuhan ekonomi, yaitu sekitar 55%.

“Nah, sehingga ini diharapkan sebetulnya paket insentif inikan mendorong dari sisi pertumbuhan di konsumsi rumah tangganya,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (29/5).

Baca Juga: Citi Indonesia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya 4,7% di 2025

Faisal mengatakan jika insentif ini berjalan dengan baik, pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa melonjak dari 4,8% menjadi angka yang lebih tinggi. Namun, ia mengingatkan bahwa durasi dan besaran insentifnya bisa memengaruhi dampaknya.

Jika insentif hanya berjalan selama dua bulan, maka dampaknya akan sangat terbatas.

“Cuma seberapa besar ngangkatnya? Itu tadi kalau dia 2 bulan, berarti kan hanya di Juni dan Juli,” kata Faisal.

Ia memperkirakan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai angka 4,9% dengan insentif tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk investasi, ekspor, dan impor.

Baca Juga: Gaji ke-13 ASN dan Insentif Pemerintah Tak Signifikan Dongkrak Ekonomi Q2 2025

Sementara itu, Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina, mencatat bahwa total nilai dari berbagai insentif yang diberikan mencapai sekitar Rp 50 triliun, dengan setengahnya dari jumlah tersebut akan terealisasi pada bulan Juni 2025.

“Kombinasi 2 hal ini akan mempunyai daya dorong cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Q2 2025, bisa mendekati level 5% YoY,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Kamis (29/5).

Namun, Wijayanto juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ini hanya bersifat sementara dan tidak berkelanjutan.

“Jika tanpa insentif yang membebani APBN tersebut, angka pertumbuhan Q2 yang sesungguhnya bisa hampir 1% lebih rendah,” tambah Wijayanto.

Selanjutnya: Digempur Paylater dan Fintech, Apakah Bisnis Kartu Kredit Perbankan Masih Prospektif?

Menarik Dibaca: Dukung Kebutuhan Keluarga Indonesia, Aveeno Luncurkan Rangkaian Produk Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×