kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Islam tertekan, Wapres: Peluang permintaan produk halal bisa dimanfaatkan


Kamis, 26 November 2020 / 15:41 WIB
Ekonomi Islam tertekan, Wapres: Peluang permintaan produk halal bisa dimanfaatkan
ILUSTRASI. Wakil Presiden Ma'ruf Amin


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan ekonomi syariah atau ekonomi islam global turut mengalami pertumbuhan yang negatif akibat 2020. Mengutip State of the Global Islamic Economy Report, ekonomi Islam global diperkirakan mengalami kontraksi 2,5%.

Angka ini memang lebih baik dari pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan terkontraksi 5,2%.

Bila dirinci, pertumbuhan industri makanan dan minuman halal global mengalami kontraksi sebesar 0,2%, diikuti industri kosmetik sebesar 2,5%, dan industri busana muslim global sebesar 2,9%.

Meski ekonomi syariah global mengalami pertumbuhan yang negatif, Ma'ruf menilai Indonesia masih bisa memanfaatkan peluang dari permintaan produk halal global tersebut.

Baca Juga: Tarik investasi industri, Kemenperin dorong pembangunan kawasan tertentu

"Ekonomi Islam global sebelum terjadi pandemi diperkirakan mencapai US$ 3,2 triliun pada tahun 2024, pasca pandemi diperkirakan masih akan mencapai US$ 2,4 triliun pada tahun 2024, cukup besar untuk kita manfaatkan," ujar Ma’ruf saat memberikan sambutan pada Webinar Series Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020, Kamis (26/11).

Menurutnya, dengan memanfaatkan peluang tersebut bisa pula membantu pemulihan ekonomi nasional. Karenanya, dia berpendapat perlu adanya upaya untuk menggairahkan ekonomi dan keuangan syariah pasca pandemi.

Ma'ruf pun menyebut pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM menjadi salah satu prioritas pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Baca Juga: Pemerintah siapkan 6 kawasan khusus industri halal

Menurutnya, hal ini dikarenakan UMKM menjadi salah satu pendorong utama pemulihan ekonomi. Pasalnya, UMKM mencakup 99% dari jumlah unit usaha di Indonesia. Dia juga menyebut UMKM berkontribusi sebesar 97% dalam penyerapan tenaga kerja dan sekitar 60% terhadap PDB nasional, juga menyumbang 58% dari total investasi dan 14% dari total ekspor.

Lebih lanjut, Ma'ruf menyebut bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan syariah difokuskan pada 4 hal yaitu pengembangan dan perluasan industri produk halal; Keuangan Syariah; Dana sosial Syariah; dan kegiatan usaha Syariah.

"Dalam kondisi krisis maupun pasca krisis, kita tetap harus memperkuat kapasitas pelaku usaha bisnis syariah skala mikro, kecil dan menengah. Terutama dalam melayani kebutuhan dasar masyarakat selama pandemi," kata Ma'ruf.

Penguatan tersebut bisa dilakukan dengan memfasilitasi pelaku usaha mikro dan kecil agar dapat melanjutkan produksi serta memperluas pangsa pasar dan memasarkan produknya secara efisien. Salah satu inisiatif yang harus diambil pun mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk UMKM.

Baca Juga: Dorong pengembangan industri halal, pemerintah siapkan 6 kawasan khusus

Lebih lanjut dia juga mengatakan pelaku usaha syariah skala mikro dan kecil juga harus didorong agar menjadi bagian dari rantai nilai industri halal global untuk mendorong pertumbuhan usaha dan meningkatkan ketahanan ekonomi umat.

"Dengan mendorong keterlibatan UMKM dan juga perusahaan skala besar dalam rantai nilai industri halal global kita dapat mencapai dua tujuan sekaligus yaitu menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri serta sekaligus menjadi pemain global dalam industri produk halal," kata Ma'ruf.

Selanjutnya: Dorong pertumbuhan ekonomi, Wapres Ma'ruf Amin minta fintech dikembangkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×