kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonomi Indonesia butuh waktu tumbuh di atas 6%


Rabu, 09 April 2014 / 18:49 WIB
Ekonomi Indonesia butuh waktu tumbuh di atas 6%
ILUSTRASI. Petugas teller memperlihatkan mata uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di salah satu bank di Tangerang Sealtan, Rabu (18/11). /pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/18/11/2020.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi idaman setiap negara. Namun, apabila tidak diikuti dengan kesiapan industri dalam negeri, pertumbuhan yang tinggi bisa menjadi bumerang.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, Indonesia membutuhkan waktu untuk bisa tumbuh di atas 6%. Berdasarkan pengalaman tahun 2011 kemarin, Indonesia berhasil tumbuh 6,5% namun konsekuensinya impor non migas langsung melejit naik. Alhasil, defisit transaksi berjalan besar sekali.

Hal itu terjadi karena Indonesia tidak mempunyai industri bahan baku penolong dan barang modal. Makanya dalam pemerintahan baru mendatang yang harus menjadi fokus adalah pada sisi supply. Bagaimana mendorong investasi barang setengah jadi di dalam begeri.

Untuk membangun industri tersebut membutuhkan waktu. Indonesia harus menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. "Minimum 30 tahun untuk bangun fondasi itu," tutur Lana.

Memang, dalam menekan angka kemiskinan Indonesia harus tumbuh minimum 7% setiap tahunnya. Namun, karena Indonesia belum siap karena tidak mempunyai industri bahan baku dan penolong maka ekonomi yang tinggi akan menciptakan defisit transaksi berjalan yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×