kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

Ekonom Sebut Penerimaan Bea Keluar Tahun Depan Tidak Bisa Diandalkan


Kamis, 22 Agustus 2024 / 19:03 WIB
Ekonom Sebut Penerimaan Bea Keluar Tahun Depan Tidak Bisa Diandalkan
ILUSTRASI. Wakil Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto. Ada Pilkada, belum tentu ekonomi 2018 terakselerasi (18/10/2017). Foto: KONTAN/Adinda Mustami. Harga komoditas tahun 2025 diprediksi turun, membuat penerimaan bea keluar juga diproyeksi juga akan menurun.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom mencermati tahun 2025 Harga komoditas akan mengalami pelemahan. Hal itu berdampak pada penerimaan bea keluar yang diproyeksi juga akan menurun,

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memprediksi tahun depan Harga komoditas CPO dan batubara yang menjadi andalan penerimaan bea keluar akan cenderung moderat. Menurutnya harga kedua komoditas tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun 2024. 

"Hal itu sejalan dengan target bea keluar pada RAPBN 2025 yang juga anjlok, karena diperkirakan Harga komoditas akan landai," jelas Eko kepada Kontan, Kamis (22/8). 

Melansir data Buku II Nota Keuangan, target penerimaan bea keluar tahun 2025 sebesar Rp 4,5 triliun. Angka tersebut menyusut hingga 71,4% jika dibandingkan pada outlook tahun ini yaitu Rp 15,6 triliun. 

Baca Juga: Anggaran Belanja Lain-lain Direncanakan Rp 631,89 Triliun pada 2025, untuk Apa Saja?

"Hal itu memperhatikan fluktuasi harga komoditas terutama CPO serta realisasi dan outlook bea keluar tahun sebelumnya," dikutip dari Buku II Nota Keuangan, Kamis (22/8).

Menurt Eko tanda-tanda harga komoditas Kembali normal sudah mulai terjadi. Tahun depan, seiring ekonomi mitra dagang utama akan tumbuh melambat, maka target penerimaan bea keluar juga diturunkan.

"Bea keluar cenderung akan turun sehingga tidak bisa diandalkan untuk pundi-pundi penerimaan, siklus harga komoditas sedang di fase landai," ungkapnya.  

Harga komoditas utama dunia terutama yang dikenakan pungutan ekspor seperti produk kelapa sawit dan mineral, serta kebijakan pemerintah terkait ekspor komoditas terutama terkait hilirisasi SDA turut mempengaruhi penerimaan bea keluar dalam lima tahun terakhir. 

Baca Juga: Target Penerimaan Bea Keluar Turun 71,4%, Ekonom Sebut Pemerintah Realistis

Selanjutnya: Cetak Laba Rp 10,7 triliun, Ini Pendorong Pertumbuhan Kinerja BNI di Semester I-2024

Menarik Dibaca: Cara Mencadangkan Instagram biar Unggahan Foto dan Video Tidak Hilang saat Error

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×