kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Target Penerimaan Bea Keluar Turun 71,4%, Ekonom Sebut Pemerintah Realistis


Kamis, 22 Agustus 2024 / 18:44 WIB
Target Penerimaan Bea Keluar Turun 71,4%, Ekonom Sebut Pemerintah Realistis
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/8/2024). Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2025, pemerintah menargetkan penerimaan bea keluar Rp 4,5 triliun.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah menargetkan penerimaan bea keluar sebesar Rp 4,5 triliun. 

Angka ini mengalami penurunan drastis sebesar 71,4% dibandingkan dengan outlook tahun 2024 yang mencapai Rp 15,6 triliun. Penurunan ini mencerminkan antisipasi terhadap penurunan harga komoditas, terutama minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai target ini sudah cukup realistis. 

Baca Juga: Penerimaan Bea Keluar Anjlok 71,4% dalam RAPBN 2025

"Penurunan penerimaan bea keluar ini merupakan langkah antisipasi terhadap pelemahan harga komoditas, khususnya CPO dan batubara, yang dipengaruhi oleh rendahnya permintaan dari China dan ancaman resesi di Amerika Serikat," jelasnya kepada Kontan, Kamis (22/8).

Bhima juga menambahkan bahwa peningkatan standar lingkungan yang diberlakukan oleh negara-negara maju turut memberikan dampak negatif terhadap kinerja komoditas. 

Selain itu, risiko geopolitik, seperti kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump pada pemilu mendatang yang bisa memicu gelombang perang dagang, juga menjadi faktor yang mempengaruhi ekspor Indonesia.

Untuk tahun 2025, Bhima memperkirakan harga CPO di pasar internasional akan bergerak di kisaran 2.300-3.400 ringgit per ton, sementara harga batubara diperkirakan berada di antara US$ 60 - US$ 90 per ton. 

Baca Juga: Pemerintah Diskusikan Pengenaan Bea Keluar Terbaru untuk Freeport Indonesia

Kondisi ini, menurutnya, berpotensi membuat target penerimaan bea keluar kembali direvisi dalam APBN Perubahan 2025.

"Situasi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian membuat harapan untuk kembali meraih bonanza komoditas menjadi sulit. Oleh karena itu, sumber penerimaan bea cukai perlu dialihkan ke sektor non-komoditas," tambah Bhima.

Data dari Buku II Nota Keuangan menunjukkan bahwa fluktuasi harga komoditas, terutama CPO, serta realisasi dan outlook bea keluar tahun sebelumnya menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan target penerimaan bea keluar di RAPBN 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×