Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah merencanakan alokasi anggaran belanja lain-lain sebesar Rp 631,89 triliun dalam Rancangan Anggaran dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 77,8% dibandingkan dengan perkiraan anggaran belanja lain-lain pada tahun 2024 yang sebesar Rp 355,4 triliun.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Wahyu Utomo, menjelaskan bahwa anggaran belanja lain-lain tersebut disiapkan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendesak dan tidak terduga.
"Anggaran ini akan digunakan antara lain untuk kompensasi energi, cadangan pangan, cadangan bencana, serta antisipasi kebutuhan mendesak lainnya," ujar Wahyu dalam keterangannya pada Kamis (22/8).
Baca Juga: Utang Pemerintah Berpotensi Tembus Rp 10.000 Triliun di Tahun Pertama Prabowo-Gibran
Lebih lanjut, Wahyu memaparkan bahwa salah satu pos anggaran belanja lain-lain yang direncanakan adalah kompensasi energi sebesar Rp 189,77 triliun, serta anggaran cadangan subsidi non-energi sebesar Rp 131,3 triliun. Namun, detail alokasi untuk pos-pos lainnya masih belum diumumkan secara rinci.
Ekonom dari Center of Reform on Economic (Core), Yusuf Rendy, menilai bahwa anggaran belanja lain-lain ini umumnya dialokasikan untuk keperluan dana cadangan dan mengantisipasi risiko fiskal yang mungkin terjadi.
Menurutnya, pengeluaran dari anggaran ini akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran pemerintah yang bersifat prioritas di bidang ekonomi.
“Belanja lain-lain ini diperuntukkan untuk memitigasi risiko fiskal di tahun depan dan risiko fiskal ini banyak terutama di dalamnya misalnya perubahan APBN yang terjadi karena dinamika ekonomi global maupun domestik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/8).
Baca Juga: Pemerintah Berencana Terbitkan SBN Sebesar Rp 642,56 Triliun Pada Tahun 2025
Yusuf juga menambahkan bahwa pemerintah yang baru sedang mempersiapkan beberapa program baru, salah satunya adalah program Makan Siang Bergizi. Program ini akan dievaluasi untuk memastikan apakah anggaran yang dialokasikan sudah mencukupi.
“Jika ternyata memang tidak cukup, Saya kira belanja lain-lain ini akan digunakan untuk mengisi pos tersebut sekali lagi dalam konteks belanja tersebut merupakan belanja yang sifatnya krusial dan ketika tidak dijalankan akan mempengaruhi capaian target yang sudah ditetapkan sebelumnya,” ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News