kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Ekonom: Perluasan Pasar Perlu Dilakukan untuk Merespons Kebijakan Tarif AS


Senin, 21 April 2025 / 19:14 WIB
Ekonom: Perluasan Pasar Perlu Dilakukan untuk Merespons Kebijakan Tarif AS
ILUSTRASI. Perluasan pasar perlu segera dilakukan dalam merespons kebijakan tarif yang dibebankan kepada produk Indonesia.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perluasan pasar perlu segera dilakukan dalam merespons kebijakan tarif yang dibebankan kepada produk Indonesia. 

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet melihat isu kebijakan tarif ini bukan sekadar persoalan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS), namun juga cermin dari kelemahan struktural perdagangan di Indonesia. 

"Kita ketergantungan pada satu pasar tanpa diversifikasi ekspor tanpa kehadiran investor asing khususnya dari AS," kata Yusuf pada Kontan.co.id, Senin (21/4). 

Dalam kondisi ini, pemerintah Indonesia perlu merespons secara realistis dan berlapis. 

Di satu sisi, negosiasi mutlak perlu dilakukan dengan menawarkan berbagai insentif bagi investasi AS, sambil menunjukkan bahwa ekspor produk dari Indonesia turut mendukung industri di AS. 

Baca Juga: Kemendag Respons Ancaman China Terhadap Negara Lain Terkait Negosiasi Tarif Trump

Sementara hal yang tak kalah penting adalah perluasan pasar ke ASEAN, China, Uni Eropa hingga Afrika dan Timur Tengah untuk meminimalisir ketergantungan pasar ekspor terhadap satu negara. 

"Di dalam negeri sendiri, Industri terdampak harus mendapat dukungan baik melalui insentif pajak, subsidi maupun dorongan investasi," ujarnya. 

Sebelumnya, Direktur Jerderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemdag, Djatmiko Bris Witjaksono menyebutkan saat ini pemerintah sudah mula menjajaki pasar non-tradisional melalui kerja sama dagang dalam merespons kebijakan tarif yang berikan oleh Presiden Amerik Serikat Donald Trump. 

Salah satu perjanjian dagang yang akan dimanfaatkan adalah Indonesia-Canada CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) sudah diselesaikan Desember lalu. 

"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama bisa di tandatangani, ini bisa jadi pasar alternatif yang sangat menjanjikan yang didukung fasilitasi tarif dan non tarif di kawasan Amerika Utara," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kemendag, Senin (21/4). 

Selain itu, pasar lain yang akan dibidik yakni Arab Saudi. Menurutnya negara ini merupakan pasar yang potensial, dibuktikan dari neraca perdagangan ekspor RI ke Arab Saudi yang sebelumnya defisit menjadi surplus. 

Selain itu, Kemendag juga menargetkan rampungnya pembahasan perjanjian dagang dengan Tunisia, salah satu negara di kawasan Afrika Utara. 

"Menurut hemat kami ini akan menjadi peluang yang besar kepada produk-produk yang berasal dari Indonesia untuk bisa dipasarkan di kawasan negara-negara Magribi," ujarnya. 

Baca Juga: Soal Negosiasi Tarif Trump, Indef: Jangan Sampai Terjebak Mengikuti Mau AS

Indonesia juga akan menyelesaikan perundingan kerja sama dagang dengan Peru. Menurutnya, Peru menjadi salah satu negara berkembang yang cukup progresif dan akan menjadi pasar yang menjanjikan untuk produk Indonesia. 

Kemudian, pemerintah juga masih menargetkan penyelesaian perjanjian dagang dengan Indonesia - Uni Eropa CEPA. Selain itu, pihaknya juga menargetkan penyelesaian perjanjian dagang dengan Eurasia pada tahun ini. 

"Eurasia ini custom union, terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Tiri Istanbul. Ini juga punya potensi yang luar biasa besar, kalau kita bisa memiliki perjanjian-perjanjian Eurasia, akan memasuki kita ke kawasan Eropa Timur dan sebagian dari kawasan Asia Tengah," pungkasnya. 

Selanjutnya: 3 Jurus Jitu Finansial untuk Perempuan ala Astra Life

Menarik Dibaca: 3 Jurus Jitu Finansial untuk Perempuan ala Astra Life

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×