Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menargetkan negosiasi berjalan lebih cepat.
Menurutnya, penundaan kenaikan tarif Trump hingga 90 hari adalah waktu yang singkat, terlebih ada 75 negara yang bakal melakukan negosiasi. Untuk itu, kata dia, Trump menargetkan negosiasi bisa dilakukan satu negara satu hari saja.
“Menurut saya harus diberikan proposal yang memang konkret, tapi dalam hal ini jangan sampai kita terjebak pada posisi yang defensif dan hanya mengikuti apa mau Amerika Serikat saja,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (20/4).
Andry menjelaskan, negara lain tengah memperkuat posisi industrinya masing-masing dengan mencoba mengurangi ketergantungan terhadap AS. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan oleh Indonesia meskipun perlu memperbaiki beberapa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Baca Juga: Kena Tarif Trump 32%, Indef Beberkan Dampaknya Ke Ekspor-Impor
“Karena kebijakan TKDN menurut saya di semua negara itu bahkan di AS sendiri ada dan jangan terpaku terhadap hal-hal yang memang ditudingkan oleh AS kepada kita seperti QRIS, produk palsu di Mangga Dua,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andry menegaskan, pemerintah perlu fokus melakukan penguatan tersebut industri dalam negeri bukan malah membuka impor seluas-luasnya.
“Ini jangan sampai kita malah didikte gitu ya dengan posisi-posisi seperti ini,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan sejumlah tawaran kepada AS dalam rangka negosiasi kenaikan tarif yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32%.
Tawaran tersebut antara lain, meningkatkan pembelian energi, produk pertanian, dan Engineering, Procurement, Construction (EPC), memberikan insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS-RI.
Selanjutnya, membuka dan mengoptimalkan kerja sama critical mineral, memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk AS serta mendorong investasi strategis dengan skema business to business (B2B).
Tak hanya itu, Indonesia juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan financial services, penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di AS seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang.
Serta juga menyampaikan pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, target negosiasi yang sedang berjalan ini yang penting Indonesia mendapatkan tarif yang lebih rendah dan tarif yang diberlakukan untuk Indonesia ini seimbang dengan negara-negara lain.
Baca Juga: INDEF: Perhitungan Tarif Impor AS untuk Indonesia Sebesar 32% Menyesatkan
Selanjutnya: 5 Manfaat Minum Air Kunyit Secara Teratur, Gula Darah jadi Stabil
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Minum Air Kunyit Secara Teratur, Gula Darah jadi Stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News