kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Soal Kebijakan Tarif AS, BI Monitor Perkembangan Pasar Keuangan Global dan Domestik


Sabtu, 05 April 2025 / 15:20 WIB
Soal Kebijakan Tarif AS, BI Monitor Perkembangan Pasar Keuangan Global dan Domestik
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) terus memonitor perkembangan dampaknya ke pasar keuangan dalam negeri. Kebijakan tarif ini mulai berlaku pada 9 April 2025.. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Merespons situasi ekonomi global, khususnya kebijakan ekonomi-politik Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengenakan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%, Bank Indonesia (BI) terus memonitor perkembangan dampaknya ke pasar keuangan dalam negeri. Kebijakan tarif ini mulai berlaku pada 9 April 2025.

“Terkait pengumuman kebijakan tarif Trump, BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025,” tutur Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, Sabtu (5/4).

Denny menambahkan, pasca pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.

Baca Juga: Auto Nyesek! Kebijakan Tarif Trump Bikin Harga Mobil di AS Melonjak

Perlu diketahui diketahui, menanggapi kebijakan resiprokal AS, China akan mengenakan tarif 34% pada semua barang yang diimpor dari AS mulai Kamis 10 April 2025.

Lebih lanjut, Denny menyampaikan, BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention, diantaranya intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder.

Upaya ini dilakukan dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas  untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×