kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom Nilai Ekspor Pertanian Sulit Capai Rp 1.000 Triliun Pada 2023


Kamis, 16 Maret 2023 / 17:56 WIB
Ekonom Nilai Ekspor Pertanian Sulit Capai Rp 1.000 Triliun Pada 2023
Aktivitas Terminal Peti Kemas (TPK) Koja kelolaan Pelindo. Ekonom Nilai Ekspor Pertanian Sulit Capai Rp 1.000 Triliun Pada 2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekspor sektor pertanian terus meningkat dari 2019 tercatat sebesar Rp 390,16 triliun hingga 2022 menjadi Rp 658,18 triliun. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak untuk terus meningkatkan eskpor supaya tembus Rp 1.000 triliun pada tahun ini.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai apabila diukur dari pola pertumbuhan sejak 3 tahun terakhir, sebenarnya target Rp 1.000 triliun itu masih relatif tinggi dan sulit untuk dicapai.

"Berasumsi pertumbuhan ekspor sektor pertanian yang berkisar di 30% sampai 35%, maka seharusnya pada akhir 2023 pencapaian nilai ekspor pertanian bisa berada di angka Rp 700 triliun sampai Rp 800 triliun," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (16/3).

Baca Juga: Eskpor Pertanian Terus Naik Saat Pandemi Covid-19, Ini Faktornya Penyebabnya

Sementara itu, Yusuf berpendapat ada sejumlah hal yang harus dilakukan pemerintah terlebih dahulu di samping memasang target Rp 1.000 triliun. Menurut dia, sektor pertanian masih punya beberapa pekerjaan mendasar, seperti kesejahteraan buruh tani.

"Selain itu, juga masalah produktivitas, lahan, serta masalah mahalnya pupuk. Hal itu merupakan beberapa masalah yang kerap dihadapi oleh petani atau pun buruh tani di dalam negeri," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Bahan baku Minyak Goreng, Ini Kata Pengamat

Dengan demikian, Yusuf mengatakan masalah mendasar tersebut yang seharusnya menjadi prioritas dan tak boleh dilupakan pemerintah dalam upaya peningkatan produktivitas atau pun kinerja dari sektor pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×