Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan bahwa rampungnya Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memberi angin segar untuk perkembangannya pada tahun depan.
Wijayanto menjelaskan bahwa diharapkan ini bakal menjadi senjata bagi Danantara untuk membuat langkahnya lebih cepat dan pasti. Apalagi proyek yang bakal disasar pada tahap awal adalah proyek dalam negeri.
“Ide investasi proyek dalam negeri adalah ide yang tepat, Danantara harus lebih berperan sebagai katalisator investasi di Indonesia, khususnya Foreign Direct Investment (FDI),” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (20/8/2025).
Wijayanto mengungkapkan, target Danantara yang membidik investasi sebesar 80% di dalam negeri ini, disebut-sebut mirip seperti yang dilakukan oleh Soverign Wealth Fund (SWF) kepunyaan Malaysia yakni Khazanah yang menempatkan 70% investasi di dalam negeri.
Baca Juga: Pembahasan RKAP Rampung, Danantara Siap Pacu Investasi Tahun Ini
“JIka mampu memaninkan peran sebagai katalisatir investasi dengan baik, maka kepercayaan investor asing akan makin kuat dan FDI berkualitas akan makin mengalir ke Indonesia,” ungkapnya.
Di samping itu, Wijayanto berpandangan, proyek strategis seperti hilirisasi diberbagai sektor, infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, dan renewable energi merupakan target yang menarik tahun depan.
Dia bilang, di masa mendatang, Danantara juga tidak boleh lupa untuk mempriorotaskan investasi di bidang hitech seperti sektor semikonduktor, mobil listrik, dan farmasi perlu menjadi prioritas. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya bisa mengikuti tetapi bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.
“Danantara harus mempunyai tujuan investasi yang fokus, jangan masuk ke hampir semua sektor sehingga Danantara akan kewalahan dan overstreched; ujung-ujungnya kualitas investasi menjadi korban,” tandasnya.
Lebih lanjut, Wijayanto menambahkan, Danantara juga perlu memastikan setiap keputusan yang diambil menerapkan business judgment rule yang jelas, artinya profesional, transparan dan bebas dari politisasi.
Baca Juga: Danantara Siap Genjot Investasi, Tahap Awal akan Fokus pada Proyek di Dalam Negeri
“Ide mengakusisi smelter bangkrut Gunbuster sebaiknya dihindari, selain terlalu berisiko dan berpotensi rugi besar, ini akan merusak reputasi Danantara sebagai institusi yang credible, profesional dan bebas politisasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P. Roeslani mengungkap pembahasan mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) telah rampung digelar.
Dia menyebut, RKAP BPI Danantara itu telah disetujui oleh Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada hari ini, Selasa (19/8/2025).
"Tadi kami menyampaikan kembali paparan akhir secara lebih komprehensif lagi pendalaman dari RKAP 2025 ini untuk Danantara Investment Management. Dan Alhamdulilah setelah melalui beberapa sesi sebelumnya, pertemuan-pertemuan sebelumnya Alhamdulillah sudah disepakati oleh Komisi XI," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Selasa (19/8/2025).
Sejalan dengan hal itu, Rosan menambahkan, saat ini pihaknya resmi mulai dapat melakukan akselerasi aktivitas Investasi. Rosan menegaskan, pada tahap awal investasi BPI Danantara akan difokuskan pada proyek-proyek dalam negeri.
"Sehingga ke depannya kita bisa melakukan kegiatan investasi terutama di dalam negeri ini dalam rangka kita menjalankan fungsi dari Danantara investment management," tegasnya.
Baca Juga: Danantara Kejar Investasi Rp 720 Triliun, Sokong Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada 2026
Selanjutnya: Laba Chemstar Indonesia (CHEM) Tergerus, Cek Pergerakan Sahamnya
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Menguji Naik, Pasar Tunggu Petunjuk Suku Bunga Fed dari Powell
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News