Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan mempertanyakan validitas data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sebab, ada inkonsistensi antara data yang satu dengan data yang lain.
Dia menyebutkan, misalnya ada data inflasi dari tahun ke tahun yang terus bergerak. Begitu juga dengan data Upah Minimum Provinsi (UMP) yang terus meningkat setiap tahun, meski tidak besar.
"Masalahnya upah minimum naik, tapi kok inflasinya segitu-gitu saja. Ini ada inkonsistensi antara data yang satu dengan yang lain," kata Anton acara "Data Mencerdaskan Bangsa", Jakarta, Rabu (25/9/2013).
Ia lantas mencoba menghitung data serupa dengan perhitungan sendiri. Dalam hitungan itu ada perbedaan hasil dengan data hasil perhitungan BPS. Anton juga mempertanyakan data pengangguran yang dirilis BPS.
Menurut Anton, data pengangguran di Indonesia ini tidak diperlukan. Hal ini berbeda dengan di Amerika Serikat karena di negeri tersebut terkait dana perlindungan sosial yang akan diberikan ke pengangguran.
"Kalau data pengangguran di AS itu memang penting, sebab mereka ada perlu untuk mendata social savety net-nya. Ini sebagai usaha menyelamatkan masyarakat pengangguran di negaranya," jelasnya.
Solusinya, BPS bisa merinci data pengangguran ini berada di lokasi mana saja di Indonesia. Sehingga, pemerintah bisa mengambil aksi untuk menekan angka pengangguran tersebut. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News