kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom: Kunci pertumbuhan tahun depan adalah upaya akomodasi kebutuhan belanja


Selasa, 28 Juli 2020 / 20:20 WIB
Ekonom: Kunci pertumbuhan tahun depan adalah upaya akomodasi kebutuhan belanja
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Untuk mengatasai dampak pandemi virus corona (COVID-19), Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penataan dan Penyed


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah ingin berupaya keras dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan. Pemerintah telah menetapkan kalau asumsi pertumbuhan ekonomi 2021 di kisaran 4,5% - 5,5%.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani bilang kalau pertumbuhan akan diupayakan bergerak di kisaran 5% - 5,5% di tahun depan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memandang, salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga perekonomian tahun depan memang dengan mengakomodasi kebutuhan belanja.

Menurut Yusuf, salah satu hal yang bisa diupayakan untuk mengakomodasi adalah dengan melanjutkan pembagian beban (burden sharing) yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: Harga masih bisa naik, saham Indocement (INTP) direkomendasikan buy on weakness

"Burden sharing bisa untuk mengakomodasi kebutuhan belanja yang tidak bisa ditutup penuh oleh penerimaan pajak. Burden sharing juga membuka ruang agar pembiayaan fiskal tidak akan menjadi beban fiskal di kemudian hari," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (28/7).

Burden sharing disarankan juga karena meski nantinya virus Covid-19 sudah berhasil pergi dari Indonesia, tetapi beban ekonomi yang ditanggung masih akan relatif besar di tahun depan bagi pemerintah.

Baca Juga: Krisis dan stimulus bikin harga emas makin melambung

Yusuf juga mengingatkan, dalam menjalankan upaya-upaya menjaga perekonomian, pemerintah juga perlu memperkuat koordinasi antara otoritas fiskal, otoritas moneter, maupun otoritas keuangan.

Selain itu, upaya lain yang tak kalah tepat dilakukan adalah dengan mendorong konsumsi rumah tangga dengan bantuan sosial (bansos). Karena seperti yang diketahui, konsumsi rumah tangga merupakan motor penggerak utama perekonomian Indonesia.

Perluasan Keluarga Penerima Manfaat (PKM) juga diperlukan dalam upaya menjaga daya beli kelompok masyarakat miskin. Sambil menyelam minum air, perluasan ini juga bisa untuk menurunkan kembali tingkat kemiskinan di tahun depan.

Sebagai tambahan informasi, pemerintah juga telah menyiapkan amunisi untuk mendongkrak perekonomian tahun depan. Salah satu caranya adalah dengan menambah bantalan defisit anggaran sebanyak 1% sehingga kini defisit anggaran 2021 akan sebesar 5,2% PDB.

Baca Juga: Defisit APBN 2021 melebar, pemerintah susun prioritas belanja untuk pemulihan ekonomi

Pelebaran defisit ini akan membuat cadangan belanja pemerintah menjadi semakin besar. Kata Sri Mulyani, pelebaran defisit 2021 membuat cadangan belanja bertambah hingga Rp 179 triliun yang akan dialokasikan terhadap program prioritas guna mendukung pemulihan ekonomi.

Program andalan pemerintah terbesar untuk perekonomian tahun depan adalah terkait ketahanan pangan, pembangunan kawasan industri yang didukung oleh infrastruktur, Information and Communication Technology (ICT), serta bidang pendidikan dan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×