CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Ekonom: Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Tepat untuk Menjangkar Inflasi


Kamis, 22 September 2022 / 19:39 WIB
Ekonom: Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Tepat untuk Menjangkar Inflasi
ILUSTRASI. Pengunjung berjalan di kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (3/1). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/01/2018


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2022. Kali ini, suku bunga acuan dikerek sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI untuk meningkatkan suku bunga acuan ini merupakan langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menjaga ekspektasi inflasi ke depan dan tingkat inflasi inti.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky pun menilai, peningkatan suku bunga acuan ini memang akan efektif dalam menekan ekspektasi inflasi ke depan. Apalagi, saat ini Indonesia tengah mengalami peningkatan inflasi yang didorong oleh peningkatan berbagai harga.

Baca Juga: Setelah Bunga Acuan BI Naik Lagi, Apa yang Selanjutnya Terjadi?

"Ini merupakan langkah yang tepat bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan. Karena ini akan menjangkar inflasi. Apalagi, momentum menuju akhir tahun akan ada tekanan inflasi," kata Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (22/9).

Riefky menduga ini bukan kali terakhir BI menaikkan suku bunga acuan di tahun 2022. Ia melihat, masih ada ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan satu atau dua kali lagi. Namun, tentu saja keputusan BI ini akan sangat bergantung dengan kondisi inflasi ke depan.

"Jadi masih ada ruang, antara 25 bps hingga 50 bps lagi, tergantung perkembangan inflasi ke depannya," tandas Riefky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×