Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan diperkirakan akan stabil pada 2023. Senior Economist DBS Bank Radhika Rao memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tak akan seperti tahun lalu yang mencapai 5,31% dan akan sedikit menurun.
"Kami pikir akan mencapai sekitar 5% tahun ini dan angka itu sebenarnya adalah rata-rata 5 tahun sebelum pandemi Covid-19," ucap dia dalam Group Discussion Bank DBS, Selasa (28/3).
Meski terbilang lebih menurun, Radhika mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang akan lebih stabil saat menuju Pemilu.
Dia pun mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan dipengaruhi faktor inflasi pada tahun ini. Terkait hal itu, Radhika menilai tahun ini Indonesia akan berupaya keras untuk menekan angka inflasi, terutama di sektor pangan dan harga BBM.
Baca Juga: Agar Terlepas dari Jebakan Middle Income Trap, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Radhika menyebut ketersediaan pasokan beras akan dijaga pemerintah dengan dengan langkah administratif, yakni impor, dan memanfaatkan panen raya.
Dia pun memproyeksikan inflasi pada semester I 2023 akan stabil sekitar 4,5-5% dan memprediksi inflasi akan membaik pada Semester II, yakni berada di bawah 4% atau 3,7%.
Senada dengan Radhika, Head of Research DBS Group Maynard Arif mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat dipengaruhi inflasi dan konsumsi. Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, dia menyebut pemerintah juga berusaha meredam inflasi, termasuk dengan impor beras.
"Mungkin banyak argumen kenapa harus impor beras? Saya menilai hal itu cara paling gampang untuk meredam harga beras naik. Menurut saya, secara tidak langsung bisa menekan inflasi," kata dia.
Sebab, kata Maynard, kalau inflasi tinggi terus, pastinya akan memberikan dampak signifikan terhadap konsumsi. Apabila konsumsi melemah, dampaknya akan cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News