kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang surplus US$ 67 juta di Januari 2020


Kamis, 13 Februari 2020 / 22:26 WIB
Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang surplus US$ 67 juta di Januari 2020
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor melonjak hingga dua digit pada 2020 mendatang. Nilai ekspor pada triwulan III 2019 hanya sebesar 0,02%. Pertumbuhan tersebut


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi neraca perdagangan Indonesia pada bulan Januari 2020 akan mengalami surplus sebesar US$ 67 juta. Sementara, neraca dagang pada Desember 2019 tercatat mengalami defisit US$ 0,03 miliar.

"Surplus kecil perdagangan dipengaruhi oleh ekspektasi laju bulanan impor yang terkontraksi lebih besar dibandingkan laju ekspor," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Kamis (13/2).

Baca Juga: Danareksa memprediksi neraca dagang defisit US$ 240,4 juta di Januari 2020

Terperinci, ekspor di awal tahun 2020 ini diperkirakan akan terkontraksi sebesar 4,4% mom atau melambat 0,7% yoy yang disebabkan oleh penurunan baik dari sisi harga maupun volume komoditas utama Indonesia, yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan karet.

Menurut Josua, harga CPO di bulan Januari 2020 terkoreksi sebesar 11,54% mom, sementara karet juga mengalami penurunan harga sebesar 4,89% mom. Sementara harga batu bara hanya naik tipis 1,18% mom.

"Sementara penurunan volume ekspor lebih disebabkan oleh penurunan indeks manufaktur di dua mitra dagang utama Indonesia, yakni Amerika Serikat (AS) dan China, meskipun negara lainnya seperti Jepang, India, dan Uni Eropa meningkat aktivitas manufakturnya," kata Josua.

Baca Juga: Ekonom BCA memprediksi neraca dagang defisit US$ 127 juta pada Januari 2020

Sementara itu, laju impor diperkirakan akan terkoreksi 5,1% mom atau turun 8,2% yoy. Ini dipengaruhi oleh penurunan impor minyak dan gas (migas) karena harga minyak yang tercatat turun sebesar 15,56% mom.




TERBARU

[X]
×