kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.660.000   -10.000   -0,60%
  • USD/IDR 16.279   56,00   0,34%
  • IDX 6.712   -163,53   -2,38%
  • KOMPAS100 990   -12,68   -1,27%
  • LQ45 778   0,66   0,09%
  • ISSI 204   -4,96   -2,38%
  • IDX30 403   0,26   0,06%
  • IDXHIDIV20 484   1,88   0,39%
  • IDX80 113   -0,32   -0,29%
  • IDXV30 117   0,09   0,08%
  • IDXQ30 133   0,32   0,24%

Efek Kebijakan Trump, Modal Asing Mulai Tinggalkan Negara Berkembang


Jumat, 07 Februari 2025 / 12:37 WIB
Efek Kebijakan Trump, Modal Asing Mulai Tinggalkan Negara Berkembang
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) memandang kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump memberi dampak terhadap pergerakan aliran modal asing. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/18/09/2024


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BANDA ACEH. Bank Indonesia (BI) memandang kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump di era pemerintahan baru memberikan dampak terhadap pergerakan aliran modal asing.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Juli Budi Winantya mengatakan, kombinasi kebijakan tarif impor, pemangkasan pajak korporasi, pengetatan ketenagakerjaan yang diterapkan pemerintah AS berpotensi menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan meningkatkan ketidakpastian pasar global.

Juli menjelaskan, tarif impor yang diberlakukan AS tidak hanya meningkatkan inflasi dari sisi permintaan tetapi juga dari sisi harga barang impor.

Selain itu, kebijakan pajak yang memberikan insentif bagi korporasi turut mendorong pertumbuhan ekonomi AS, namun di sisi lain meningkatkan defisit fiskal yang ujungnya berkontribusi pada kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS.

Baca Juga: Bank Indonesia Waspadai Lonjakan Inflasi Global Efek Kebijakan Trump 2.0

"Hasilnya ini berdampak ke yield US, baik itu yang jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi ini juga akan berpengaruh terhadap kenaikan yield USD karena kenaikan defisitnya," kata Juli dalam Pelatihan Wartawan BI di Banda Aceh, Jumat (7/2).

Selain itu, kebijakan ketenagakerjaan yang memperketat keberadaan tenaga kerja ilegal di AS  juga akan meningkatkan tekanan inflasi di negara tersebut.

Dampak dari kebijakan-kebijakan ini adalah bergesernya aliran modal asing. 

Dengan inflasi yang lebih tinggi, ekspektasi penurunan Federal Funds Rate (FFR) menjadi tertunda, dan investor global cenderung mengalijkan dana mereka ke aset-aset berbasis dolar AS. Hal ini menyebabkan penurunan aliran modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Ini yang kita lihat di bawah, aliran modal dari negara berkembang, ini inflowsnya berkurang, jadi either inflowsnya berkurang atau malah mengalami, netnya mengalami outflows, semuanya menuju ke Amerika Serikat," katanya.

Selanjutnya: Promonya Masih Berlangsung, Raih Koper Premium dari Tabungan Bebas Biaya

Menarik Dibaca: Hailuo AI Video Kungfu Bisa Ubah Foto Jadi Video Lewat HP Gratis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×