Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca perdagangan bulan Juni 2018 bakal mencatatkan surplus karena impor diprediksi lebih rendah. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah.
Di sisi ekspor sendiri, trennya terlihat terus mencatatkan pertumbuhan positif. Nilai ekspor Indonesia Mei 2018 misalnya, mencapai U$ 16,12 miliar. Kenaikannya 10,9% dibanding ekspor April 2018. Demikian juga dibanding Mei 2017 meningkat 12,47%.
Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Apindo Shinta Kamdani mengatakan, sejauh ini industri manufaktur yang orientasi ekspor memang terlihat masih cukup baik. Ia pun memprediksi, sektor yang sudah tumbuh positif ini pun akan semakin tumbuh.
“Saya lihat nanti yang akan tumbuh adalah manufaktur berbasis ekspor karena rupiah kita sedang lemah, dan ini sudah terlihat dari impor bahan baku,” kata Shinta kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).
Di sisi lain, menurut Shinta, dalam hal impor juga meskipun ada kenaikan, tetapi masih dalam batas yang oke. Pemerintah sendiri saat ini tengah berupaya merombak neraca perdagangan supaya menjadi positif.
Caranya adalah dengan membentuk satuan kerja khusus untuk menangani permasalahan ekspor impor. Di satu sisi, pemerintah bakal memperketat impor dan di sisi lain akan mempercepat ekspor.
Menteri Koordinator bidang perekonomian Darmin Nasution mengatakan, caranya adalah dengan membentuk satuan kerja khusus untuk menangani permasalahan ekspor impor.
“Nanti berikutnya kami akan bentuk task force merumuskan lebih persis apa saja yang dilakukan di bidang ekspor dan impor,” kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (6/7).
“Sehingga dalam waktu tidak lama lagi kami ingin supaya neraca perdagangannya mulai defisit mengecil dan bisa kami rombak jadi positif,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News