kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dua Asumsi Makro Diketok Lagi


Selasa, 14 Oktober 2008 / 16:03 WIB
ILUSTRASI. TAJUK - Haris Hadinata


Reporter: Femi Adi Soempeno,Umar Idris,Martina Prianti |

JAKARTA. Pekerjaan rumah pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat tinggal sedikit lagi. Usai merampungkkan pembahasan perubahan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2009 mengenai dua asumsi makro perubahan RAPBN 2009, pemerintah sudah menyetujui asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Asumsi nilai tukar rupiah atas dollar yang diusulkan Rp 9.500 per 1 US$ akhirnya disepakati Rp 9.400 per 1 US$. Sementara itu mengenai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang diusulkan US$ 85 per barel atawa lebih kecil dibanding kesepakatan awal Panggar sebesar US$ 95 per barel, diketok di angka US$ 80 per barel.
 
Wakil Ketua Panitia Anggaran (Panggar) Harry Azhar Azis mengatakan, "Pembahasan mengenai asumsi ini molor. Harusnya selesai semalam, tetapi nyatanya dalam pembicaraan hingga siang ini, juga belum selesai."

Untuk catatan, panitia kerja RAPBN 2009 baru menyepakati asumsi makro mengenai inflasi dan tingkat suku bunga BI (SBI 3 bulan). Untuk inflasi, besarannya disepakati seperti kesepakatan Panja tanggal 24 September 2008 lalu yakni 6,2%. BI setuju atas besaran ini dan usulan baru pemerintah sebesar 7% ditolak. Kesepakatan asumsi inflasi 6,2% ditujukan agar sektor riil dapat lebih digerakkan. Sedangkan asumsi makro kedua yang disepakati adalah mengenai besaran asumsi SBI 3 bulan yang diketok 7,5%. Perlu diketahui, besaran kesepakatan ini jauh lebih kecil dibanding kesepakatan Panggar tanggal 24 September lalu yang mencapai 8%.

Asumsi nilai tukar rupiah atas dollar akhirnya disepakati Rp 9.400 per 1 US$. Sementara itu mengenai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) diketok di angka US$ 80 per barel.

Wakil Ketua Panitia Anggaran (Panggar) Departemen Keuangan Suharso Monoarfa mengatakan, turunnya asumsi harga ICP dibanding kesepakatan awal melahirkan pengaruh positif (net impect) terhadap struktur RAPBN 2009. "Bila dibandingkan harga US$ 85 per barel dengan US$ 80 per barel maka ada tambahan sekitar Rp 5 triliun, kalau US$ 85 per barel ke US$ 75 per barel net impect-nya jadi Rp10 triliun, " ucap dia disela rapat Panggar, Selasa (14/10).
 
Suharso menjelaskan, adanya cadangan resiko fiskal itu juga sangat bergantung dengan besaran nilai tukar. Pasalnya, asumsi net impect Rp 5 triliun tersebut bila nilai tukar rupiah atas dolar dipatok Rp 9.500 per 1 US$.
 
Rapat panggar yang diikuti oleh pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia sendiri saat ini masih tengah berlangsung secara tertutup. Satu  pembahasan yang belum rampung adalah soal asumsi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan 5,5% hingga 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×