kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPR Sahkan RUU Kementerian Negara Menjadi Undang-Undang


Kamis, 19 September 2024 / 13:36 WIB
DPR Sahkan RUU Kementerian Negara Menjadi Undang-Undang
ILUSTRASI. Suasana rapat paripurna pembukaan masa persidangan III tahun 2023-2024 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/1/2024). Rapat yang dihadiri 237 orang dari total 575 anggota tersebut digelar setelah masa reses DPR pada 6 Desember 2023 dan menjadi pembuka masa sidang III yang akan berlangsung selama tiga pekan hingga 7 Februari 2024 atau sepekan menjelang Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wpa.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan atas Undang-Undang (UU) Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara menjadi Undang-Undang. Hal ini dilakukan pada rapat paripurna DPR, Kamis (19/9).

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Achmad Baidowi melaporkan, beberapa poin revisi UU tersebut diantaranya penambahan Pasal 6A mengenai pembentukan kementerian tersendiri, Pasal 9A mengenai pengaturan bahwa presiden dapat mengubah unsur organisasi sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan. 

Serta Pasal 15 yang menyebut bahwa jumlah kementerian tidak dibatasi maksimal 34 kementerian, tetapi sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan. 

Setelah RUU disampaikan ke pimpinan DPR, pemerintah mengajukan usulan penyempurnaan terhadap pasal 25 dan penjelasannya.

Semula ayat (2) berbunyi "Lembaga pemerintah non kementerian, lembaga non struktural dan/atau lembaga pemerintah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah yang berkedudukan di bawah presiden atau berkedudukan sesuai dengan yang ditentukan presiden dan bertanggungjawab kepada presiden atau sesuai dengan yang ditentukan presiden."

Ayat (2) ini kemudian disempurnakan dan dipecah kedalam dua ayat. Yakni ayat 2 dan ayat 3.

Baca Juga: Revisi UU Kementerian Negara, Jumlah Kementerian Tidak Dibatasi

Ayat (2) menjadi lembaga pemerintah non kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di bawah presiden dan bertanggungjawab kepada presiden melalui menteri yang mengoordinasikan kecuali ditentukan lain oleh presiden.

Ayat (3) menjadi lembaga non struktural dan/atau lembaga pemerintah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di bawah presiden dan bertanggungjawab kepada presiden melalui menteri yang mengoordinasikan kecuali ditentukan lain oleh presiden.

Ayat (4) ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga pemerintah non kementerian, lembaga non struktural dan/atau lembaga pemerintah lainnya secara tersendiri diatur dengan peraturan presiden.

Penjelasan pasal 25 ayat (2) berbunyi yang dimaksud dengan lembaga pemerintah non kementerian adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari presiden dengan unsur organisasi tanpa memiliki unsur pengarah atau kepemimpinan tanpa bersifat kolektif kolegial.

Adapun yang dimaksud dengan kecuali ditentukan lain oleh presiden adalah apabila mendapat arahan tertulis dari presiden. 

Terhadap usulan penyempurnaan pasal 25 tersebut, Baleg DPR mohon dapat diputuskan dalam rapat paripurna sebelum RUU disetujui menjadi undang-undang.

"Kepada seluruh anggota, apakah Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan atas Undang-Undang (UU) nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara dengan penyempurnaan rumusan sebagaimana diatas dapat disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang," tanya Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus kepada peserta sidang rapat paripurna, Kamis (19/9).

"Setuju," jawab peserta sidang. 

Baca Juga: APBN 2025 Disahkan, Banggar Sebut Sudah Sesuai Dengan Program Strategis Prabowo

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, penyesuaian kelembagaan kementerian akan lebih responsif, fleksibel, dan adaptif sesuai dengan kebutuhan zaman. Hal ini dilakukan melalui perubahan norma yang tidak lagi mengatur batasan jumlah kementerian yang dibentuk. 

"Melainkan pembentukan kementerian ditetapkan sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan," kata Azwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×