Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Depot Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara mengalami kebakaran hebat Minggu malam. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 21.15 WIB itu melalap satu tangki penimbunan premium bernomor 22 berkapasitas 10.000 kiloliter. Namun, menurut Toharso, Juru Bicara Pertamina, saat terbakar, tangki tersebut hanya berisi sekitar 2.000 - 2.500 kilo liter.
Kebakaran diawali ledakan keras yang memecahkan kaca rumah warga sekitar. Akibatnya, warga panik dan mengungsi.
Jalan Raya Plumpang-Semper pun ditutup. Sebanyak 39 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Namun hingga tulisan ini turun, upaya tersebut belum berhasil memadamkan kobaran api.
Kebakaran itu membuat panik warga Jakarta. Sejak kabar kebakaran itu merebak, sejumlah warga menyerbu pom bensin. Alhasil, antrean panjang terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU).
Pengusaha SPBU menyatakan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) akan terjadi apabila musibah Depot Plumpang itu tak segera diatasi. "Stok kami hanya cukup buat dua hari," kata Syarief Hidayat, Pengurus Harian Himpunan Pengusaha Swasta Nasional (Hiswana) Migas.
Depot Plumpang adalah salah satu urat nadi distribusi BBM di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Depot ini merupakan tempat penjualan BBM terbesar di Indonesia dan mendapatkan pasokan langsung dari kilang Balongan, Cilacap.
Per November 2008 lalu, tangki timbun di Depot Plumpang bisa menampung 318.515 kiloliter (kl) BBM berbagai jenis.
Akibat kebakaran tersebut, Pertamina memutuskan menutup sementara Depot Plumpang hingga batas yang belum ditentukan. Perusahaan ini juga akan menyetop pasokan dari kilang Balongan.
Untuk mengantisipasi kebutuhan BBM di Jakarta, Pertamina akan mendatangkan pasokan dari Depot Ujung Berung, Merak, dan Cikampek.
Ini bukan kebakaran yang pertama. Tanggal 18 April 2002 silam, depot ini juga pernah mengalami kebakaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News