Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pembayaran jasa perjalanan tercatat sebesar US$ 1,5 miliar pada kuartal pertama tahun ini, alias lebih rendah dibandingkan dengan US$ 2,9 miliar pada kuartal sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan nasional (wisnas) ke luar negeri sebagai dampak dari kebijakan lockdown di beberapa negara tujuan wisnas.
Sementara itu, penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan mancanegara (wisman) juga turun. Penerimaan jasa dari kunjungan wisman tercatat sebesar US$ 2,9 miliar atau turun tajam dibandingkan dengan kuartal IV-2019 yang mencapai US$ 4,5 miliar. Penurunan ini seiring dengan lebih rendahnya jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.
Baca Juga: BI: Defisit transaksi berjalan tahun 2020 bisa di bawah 2% dari PDB
Sementara itu, jasa transportasi mencatat penurunan defisit pada kuartal I-2020 menjadi US$ 1,3 miliar. Ini lebih rendah dari defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 1,6 miliar, juga lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai defisit US$ 1,5 miliar.
"Penurunannya terutama disebabkan oleh turunnya pembayaran jasa freight. Jasa transportasi ini merupakan komponen penyumbang defisit neraca jasa terbesar," tambah BI.
Selain itu, jasa transportasi penumpang juga mengalami penurunan defisit menjadi US$ 0,1 miliar pada kuartal I-2020. Ini lebih rendah daripada defisit pada kuartal IV-2019 yang sebesar US$ 0,4 miliar dan kuartal I-2019 yang sebesar US$ 0,3 miliar. Penyempitan defisit ini sejalan dengan penurunan jumlah wisnas yang bepergian ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News