kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,87   5,12   0.57%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit neraca perdagangan jasa menipis jadi US$ 1,9 miliar di kuartal I-2020


Minggu, 24 Mei 2020 / 11:10 WIB
Defisit neraca perdagangan jasa menipis jadi US$ 1,9 miliar di kuartal I-2020
ILUSTRASI. Defisit neraca perdagangan jasa pada kuartal I-2020 lebih baik dari kuartal IV


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan jasa pada kuartal I-2020 mengecil. Hal tersebut akhirnya mempengaruhi defisit transaksi berjalan di tiga bulan pertama 2020 yang juga turun. 

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), defisit neraca perdagangan jasa di triwulan pertama capai US$ 1,9 miliar. Angka ini sedikit lebih rendah dari kuartal IV-2019 yang capai US$ 2 miliar. 

Namun, jika dibandingkan dengan defisit perdagangan jasa di kuartal I-2019, posisi saat ini masih lebih tinggi. Mengingat pada tiga bulan pertama 2019 lalu, defisit sektor ini hanya US$ 1,6 miliar. 

Baca Juga: Defisit transaksi berjalan (CAD) kuartal I-2020 tercatat 1,4% dari PDB

"Bila dibandingkan per kuartal, perbaikan defisit disebabkan oleh berkurangnya defisit jasa transportasi, sementara peningkatan defisit jasa secara tahunan antara lain dipicu berkurangnya surplus jasa perjalanan," kata laporan BI dalam Neraca Pembayaran Indonesia kuartal I-2020 yang dikutip Kontan.co.id.

BI pun memerinci komponen yang menyokong perkembangan neraca dagang jasa. Pertama, neraca jasa perjalanan mencatat surplus US$ 1,4 miliar pada kuartal I-2020. Surplus ini turun dibandingkan surplus pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 1,6 miliar. 

Penyebabnya, ada penurunan penerimaan ekspor jasa perjalanan yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pembayaran (impor) jasa perjalanan. 

Pembayaran jasa perjalanan tercatat sebesar US$ 1,5 miliar pada kuartal pertama tahun ini, alias lebih rendah dibandingkan dengan US$ 2,9 miliar pada kuartal sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan nasional (wisnas) ke luar negeri sebagai dampak dari kebijakan lockdown di beberapa negara tujuan wisnas. 

Sementara itu, penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan mancanegara (wisman) juga turun. Penerimaan jasa dari kunjungan wisman tercatat sebesar US$ 2,9 miliar atau turun tajam dibandingkan dengan kuartal IV-2019 yang mencapai US$ 4,5 miliar. Penurunan ini seiring dengan lebih rendahnya jumlah kunjungan wisman ke Indonesia. 

Baca Juga: BI: Defisit transaksi berjalan tahun 2020 bisa di bawah 2% dari PDB

Sementara itu, jasa transportasi mencatat penurunan defisit pada kuartal I-2020 menjadi US$ 1,3 miliar. Ini lebih rendah dari defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 1,6 miliar, juga lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai defisit US$ 1,5 miliar. 

"Penurunannya terutama disebabkan oleh turunnya pembayaran jasa freight. Jasa transportasi ini merupakan komponen penyumbang defisit neraca jasa terbesar," tambah BI.

Selain itu, jasa transportasi penumpang juga mengalami penurunan defisit menjadi US$ 0,1 miliar pada kuartal I-2020. Ini lebih rendah daripada defisit pada kuartal IV-2019 yang sebesar US$ 0,4 miliar dan kuartal I-2019 yang sebesar US$ 0,3 miliar. Penyempitan defisit ini sejalan dengan penurunan jumlah wisnas yang bepergian ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×