Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 menjadi 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Secara nominal, defisit ini setara dengan Rp 1.039,2 triliun.
Pelebaran defisit ini seiring dengan meningkatnya anggaran penanganan dampak Corona di dalam negeri. Pemerintah dalam hal ini juga telah meningkatkan anggaran penanganan pandemi sampai dengan Rp 695,20 triliun.
Baca Juga: Ada potensi 119 perusahaan relokasi dari China, Jokowi: Jangan kalah dari negara lain
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, sejalan dengan defisit tersebut maka defisit keseimbangan primer juga akan melebar.
"Defisit yang tadinya sudah cukup lebar di 5,07% dari PDB dilebarkan lagi ke 6,34% dari PDB. Ini menunjukkan primary balance yang artinya penambahan utang itu juga semakin melebar," ujar Febrio di dalam rapat Panitia Kerja (Panja) dengan DPR RI, Selasa (30/6).
Menurut Febrio, hal ini juga tecermin dari rasio utang terhadap PDB yang meningkat cukup tinggi. Pada tahun 2019 lalu, pemerintah mencatat rasio utang terhadap PDB adalah sebesar 30%.
Kemudian, dengan outlook berdasarkan Perpres 72/2020 pemerintah melihat rasio utang akan melesat menjadi 37,6% dari PDB. "Ini adalah loncatan yang tidak normal, karena memang kita berada dalam kondisi tidak normal," lanjut dia.
Baca Juga: Diterpa badai corona, pemerintah berusaha jaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 0%
Menurut Febrio, di dalam kondisi normal maka pemerintah tidak pernah akan pernah melakukan loncatan rasio utang yang sangat tinggi dari 30% menjadi 37% dari PDB.
Dengan demikian, pemerintah akan sangat berhati-hati dalam mengelola anggaran pada tahun ini. Febrio menjelaskan, di satu sisi pemerintah ingin tetap hadir di dalam perekonomian dan memberikan banyak stimulus bagi masyarakat.
Namun, di sisi lain pemerintah juga harus tetap berhati-hati dengan rasio utang akan naik dari 30% menjadi 37,6% hanya dalam waktu satu tahun.
Baca Juga: Siapkan lahan 4.000 ha di Kawasan Industri Batang, Jokowi harap buka lapangan kerja
"Outlook rasio utang untuk beberapa tahun ke depan akan tetap setinggi itu," kata Febrio.
Sebagai informasi, pada tahun 2021 mendatang, Kemenkeu menetapkan proyeksi rasio utang berada pada kisaran 37,64% sampai 38,50% terhadap PDB. Sementara, defisit keseimbangan primer berada pada rentang 1,24% sampai 2,07% terhadap PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News