Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Bank Indonesia akan menggelar rapat dewan gubenur (RDG) pada Rabu (13/1) dan Kamis (14/1) Januari 2015 untuk mengambil keputusan terkait penetapan suku bunga BI (BI rate).
Ekonom Bank Pembangunan Singapura atau Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi mengatakan, pekan ini menjadi kesempatan yang baik bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuannya.
Menurut Gundy, mengawali tahun 2016, risiko global mulai meningkat. Kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi juga mulai naik seiring dengan adanya gejolak ekonomi di China pekan lalu. Hal ini menyebabkan sebagian besar mata yang Asia termasuk rupiah tertekan terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, inflasi inti yang salah satu komponen pengaruhnya adalah nilai tukar, pada tahun lalu jatuh ada di bawah 4% yang merupakan angka terendah selama lima tahun terakhir. Sementara pada tahun ini,Gundy juga memproyeksi inflasi inti tidak setinggi yang diproyeksikan.
Menurut Gundy, jika indeks harga konsumen (IHK) dan inflasi inti ada di kisaran 5% dan 4% pada tahun ini, maka ada kesempatan bagi BI untuk menurunkan suku bunganya, mengingat suku bunga BI saat ini 7,5% menjadi suku bunga tertinggi di Asia.
"Kemungkinan penurunan suku bunga yang pasti lebih tinggi sekarang dibandingkan dengan bulan lalu," kata Gundy sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (12/1).
Namun, Gundy juga masih mempertanyakan apakah diperkukan pemangkasan suku bunga saat ini. Sebab, berdasarkan data-data bank sentral pula, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mulai mengalami penguatan. Adanya pertumbuhan investasi yang lebih cepat pada tahun ini, akan mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah 5%, didasarkan pada proyeksi BI rate bertahan di 7,5% sepanjang tahun.
"Kami pikir bank sentral mungkin bersandar di sisi hati-hati dan menjaga BI rate yang stabil minggu ini," tambah Gundy. Gundy juga berpendapat, tidak ada kebutuhan mendesak bagi BI menurunkan suku bunganya. Rupiah yang stabil tersebut lanjut dia, lebih penting bagi BI untuk menguatkan pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News