kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Kadin Sebut Turki dan Uni Eropa Potensial Jadi Pasar Ekspor Baru


Minggu, 27 April 2025 / 19:19 WIB
Kadin Sebut Turki dan Uni Eropa Potensial Jadi Pasar Ekspor Baru
ILUSTRASI. Kadin Indonesia, sebut jika Turki dan Uni Eropa merupakan negara yang sangat potensial untuk dijadikan pasar ekspor baru


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Buntut wacana tarif impor resiprokal yang akan diberlakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada beberapa negara termasuk Indonesia, beberapa pelaku usaha dalam negeri akan terancam mengalami penurunan volume ekspor ke AS.

Soal ini, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyampaikan jika Turki dan Uni Eropa merupakan negara yang sangat potensial untuk dijadikan pasar ekspor baru bagi komoditas Indonesia.

Anin menyebutkan bahwa kunjungan Presiden Turki (Recep Tayyip Erdogan) ke Indonesia telah membuka jalan bagi perjanjian dagang baru yang dinilai dapat memberi manfaat besar bagi pelaku usaha nasional, termasuk ekspor komoditas seperti kopi, foodware, dan minyak sawit.

Baca Juga: Kadin Terbang ke Amerika Serikat, Bawa Tiga Agenda Utama Ini

"Tadi saya dengar juga Pak Presiden (Prancis) Macron akan datang akhir Mei. Ini sinyal positif. Tapi perjanjian dagang saja tidak cukup kalau asosiasi dan Kadin daerah tidak memanfaatkannya," ucap Anin dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4).

Ada pun, ia juga menekankan perlunya Indonesia melakukan penyesuaian terhadap regulasi, terutama terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kebijakan kuota.

Anin juga mengingatkan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah dan pelaku usaha. Anin juga menyoroti peluang yang muncul dari relokasi kapasitas industri China akibat tekanan perang dagang dengan AS.

"Trump 1.0 dimenangkan Vietnam dan Malaysia. Trump 2.0 bisa jadi giliran kita. Kalau kita pandai, kita bisa menyalip di tikungan," tandas Anin.

Baca Juga: Kadin: Peta Jalan Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan Perlu Dukungan Insentif

Lebih lanjut, Anin bersama dengan Dewan Penasihat Kadin Indonesia melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) dan telah berangkat pada Sabtu, (26/4).

Rencananya akan membahas tiga agenda utama: transisi energi, kerja sama dengan U.S. Chamber of Commerce, serta promosi investasi dalam forum finansial Milken Institute 2025 Global Conference di Los Angeles.

Khusus dalam pertemuannya dengan U.S. Chamber of Commerce di Washington DC, Anin menyebutkan bahwa Kadin Indonesia telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan kementerian terkait untuk mendukung kesepakatan dagang bilateral yang ditargetkan tercapai dalam 60 hari.

Selanjutnya: OJK Dorong Industri Asuransi Perkuat Peran di Pasar Modal

Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×