kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.745.000   4.000   0,23%
  • USD/IDR 16.430   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.223   -248,56   -3,84%
  • KOMPAS100 896   -33,02   -3,55%
  • LQ45 709   -20,34   -2,79%
  • ISSI 194   -8,31   -4,11%
  • IDX30 370   -9,39   -2,47%
  • IDXHIDIV20 444   -10,12   -2,23%
  • IDX80 103   -3,04   -2,87%
  • IDXV30 107   -2,26   -2,07%
  • IDXQ30 121   -3,14   -2,53%

Daya Beli Loyo, Perputaran Uang Diprediksi Turun Jadi Rp 137,97 Triliun Saat Lebaran


Selasa, 18 Maret 2025 / 15:21 WIB
Daya Beli Loyo, Perputaran Uang Diprediksi Turun Jadi Rp 137,97 Triliun Saat Lebaran
ILUSTRASI. Kadin memproyeksi terjadi penurunan dalam perputaran uang saat moment Lebaran 2025 menjadi hanya Rp 137,97 triliun


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perputaran uang saat momen Lebaran di tahun 2025 diperkirakan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengungkapkan bahwa perputaran uang selama libur Idul Fitri di tahun ini diprediksi mencapai Rp  137,975 triliun.

Asal tahu saja, angka tersebut lebih rendah dibandingkan perputaran uang saat Lebaran di tahun lalu yang mencapai Rp 157,3 triliun.

Sarman menjelaskan, penurunan ini seiring dengan jumlah pemudik yang juga mengalami penurunan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti Badan Kebijakan Transportasi, Pusat Statistik, Kementerian Perhubungan, serta akademisi, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia. 

Angka ini turun 24% jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Baca Juga: Ini Kata Ekonom Indef Proyeksi Perputaran Uang Ramadan dan Lebaran 2025

Oleh karena itu, proyeksi perputaran uang tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga 4 orang dengan rata rata keluarga membawa uang sebesar Rp 3,75 juta.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan perputaran uang selama libur Idul Fitri pada tahun ini.

Pertama, jarak Libur Nataru dan Idul Fitri yang Berdekatan sehingga banyak masyarakat yang telah berlibur saat Natal dan Tahun Baru, sehingga tidak lagi merencanakan mudik saat Idul Fitri.

Kedua, kondisi ekonomi yang mendorong penghematan, di mana masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang karena beberapa bulan ke depan akan memasuki tahun ajaran baru yang membutuhkan biaya tambahan.

Ketiga, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menabung dan mengurangi pengeluaran konsumtif.

Keempat, kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih membuat masyarakat lebih selektif dalam berbelanja, atau dalam hal ini daya beli masyarakat masih menurun.

Kelima, faktor cuaca – cuaca yang tidak menentu juga menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam memutuskan untuk mudik atau berwisata.

Baca Juga: Perputaran Uang ke Daerah saat Lebaran 2025 Diprediksi Menurun, Ini Penyebabnya

Meskipun demikian, Bank Indonesia telah mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2025. 

"Namun diprediksi uang layak edar tersebut tidak akan terserap sepenuhnya," kata Sarman dalam keterangannya, Selasa (18/3).

Sarman menyebut, perputaran uang selama libur Idul Fitri akan tersebar di berbagai daerah, dengan sekitar 60% terjadi di Pulau Jawa, khususnya di provinsi tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Banten. 

Sisanya, 40% akan tersebar di Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sektor usaha yang diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari perputaran uang ini mencakup industri makanan dan minuman, fashion dan busana muslim, ritel dan pedagang sembako, pariwisata beserta turunannya, transportasi, serta pengelola jalan tol dan SPBU.

Pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga selama Idul Fitri tahun ini.  

Beberapa stimulus yang diberikan antara lain, optimalisasi penyaluran bantuan sosial (bansos), diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, diskon belanja dan paket wisata Lebaran, stabilisasi harga pangan, pencairan tunjangan hari raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta, serta dorongan kepada operator ojek online untuk memberikan bonus Lebaran kepada mitra pengemudinya.

Dengan peningkatan konsumsi rumah tangga ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 dapat mencapai kisaran di atas 5%.  

Baca Juga: Prabowo Klaim Program Makan Begizi Tambah Perputaran Uang 7 Kali Lipat Dana Desa

Hal ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal II hingga IV, sehingga target pertumbuhan ekonomi nasional 2025 sebesar 5%–5,1% bisa tercapai.

Momentum mudik tahunan ini diharapkan dapat menggairahkan perekonomian di daerah tujuan mudik. 

Sarman berharap para pelaku usaha di daerah pun dapat memberikan pelayanan yang baik sehingga pemudik lebih terdorong untuk berbelanja di tempat wisata, mencicipi kuliner khas daerah, dan membeli berbagai produk lokal sebagai oleh-oleh.

Selanjutnya: Nasib Megawati Hangestri Bersama Red Spark, Main Lagi Di Liga Voli Korea Musim Depan?

Menarik Dibaca: Kadar Kolesterol Tinggi Tidak Boleh Makan Apa Saja? Yuk, Cek di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×