kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.443   -51,00   -0,31%
  • IDX 6.472   -43,68   -0,67%
  • KOMPAS100 929   2,96   0,32%
  • LQ45 729   2,37   0,33%
  • ISSI 202   -1,52   -0,74%
  • IDX30 380   0,83   0,22%
  • IDXHIDIV20 454   0,28   0,06%
  • IDX80 106   0,50   0,48%
  • IDXV30 109   0,90   0,83%
  • IDXQ30 124   0,29   0,23%

Perputaran Uang ke Daerah saat Lebaran 2025 Diprediksi Menurun, Ini Penyebabnya


Minggu, 16 Maret 2025 / 18:37 WIB
Perputaran Uang ke Daerah saat Lebaran 2025 Diprediksi Menurun, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Layanan Penukaran Uang-Suasana penukaran uang baru melalui kas keliling Bank Indonesia (BI) di halaman masjid At Tin, Jakarta, Rabu (12/03/2025). BI bekerja sama dengan perbankan menyediakan layanan penukaran uang Rupiah di seluruh wilayah Indonesia. BI menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk ?memenuhi kebutuhan masyarakat pada periode Ramadan dan Idulfitri 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/12/03/2025


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lebaran umumnya menjadi momen meningkatnya aktivitas ekonomi dan perputaran uang ke daerah, seiring dengan tradisi mudik yang dilakukan masyarakat perkotaan.

Namun, para ekonom memperkirakan bahwa perputaran uang ke daerah pada Lebaran 2025 berpotensi mengalami penurunan akibat berbagai faktor.

Proyeksi ini merujuk pada data survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang memperkirakan jumlah pemudik Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia.

Baca Juga: Perputaran Uang Ramadan dan Lebaran 2025 Diproyeksi Rp180 Triliun, Berpotensi Menurun

Angka ini mengalami penurunan signifikan 39,47% secara tahunan (YoY) dibandingkan realisasi pemudik pada Lebaran 2024 yang mencapai 242 juta orang.

Selain itu, pasokan uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia (BI) untuk Lebaran 2025 juga mengalami sedikit penurunan.

BI mengalokasikan Rp 180,9 triliun, atau turun 1,6% YoY dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 183,8 triliun.

Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joewono, menyebut bahwa penurunan ini mempertimbangkan peningkatan penggunaan transaksi non-tunai di masyarakat.

Pendapatan Menurun dan PHK Berdampak pada Ekonomi Daerah

Menanggapi kondisi ini, Ekonom sekaligus Direktur Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan bahwa perputaran uang selama Lebaran, khususnya di daerah, diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Piter, salah satu faktor utama yang menyebabkan pelemahan perputaran uang adalah penurunan pendapatan masyarakat serta maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi, terutama di sektor perkotaan.

Baca Juga: Catat 50 Titik Lokasi Tukar Uang Baru di Bank Umum Wilayah Malang dan Sekitarnya

"Peningkatan transaksi biasanya berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Namun, tahun ini kontribusinya diperkirakan lebih rendah karena pendapatan masyarakat yang menurun di tengah maraknya PHK," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Minggu (16/3).

Ia juga menambahkan bahwa meskipun ada peningkatan Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan perusahaan kepada pegawai, hal ini tidak serta-merta mendorong peningkatan jumlah uang yang beredar secara luas.

"Jika pun ada kenaikan perputaran uang, bukan karena THR," tegasnya.

Bantuan Sosial Berkurang, Daya Beli Melemah

Senada dengan Piter, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin juga menilai bahwa penurunan jumlah pemudik dan perputaran uang selama Lebaran 2025 turut dipengaruhi oleh berkurangnya stimulus ekonomi yang sempat terjadi pada tahun sebelumnya.

Pada 2024, masyarakat menikmati berbagai bantuan sosial ekstra serta aliran dana terkait penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), yang mendorong peningkatan daya beli dan perputaran uang ke daerah. Namun, faktor tersebut tidak lagi hadir pada tahun ini.

Baca Juga: Jangan Menyesal, Ayo Ajari Anak Pentingnya Literasi Keuangan Sejak Dini

"Menurunnya jumlah pemudik Lebaran 2025 terjadi karena masyarakat tidak lagi menikmati gelontoran dana dari bantuan sosial dan kegiatan pemilu. Ditambah dengan daya beli yang melemah serta ketidakpastian pekerjaan, kondisi ini menjadi faktor utama yang menyebabkan penurunan jumlah pemudik dan belanja saat Lebaran," jelas Wijayanto.

Dengan berbagai faktor tersebut, aktivitas ekonomi selama Lebaran 2025 diperkirakan tidak akan sekuat tahun sebelumnya.

Pemerintah dan sektor usaha perlu mencermati dinamika ini guna mengantisipasi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Selanjutnya: Menilik Kinerja Emiten Indeks LQ45 di 2025, Mana yang Berpeluang Tumbuh?

Menarik Dibaca: Erajaya Active Lifestyle Tambah Jaringan Garmin Brand Store dengan Lokasi Baru di BSD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×