kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Darmin: Negosiasi IA-CEPA masih alot


Selasa, 13 Maret 2018 / 20:22 WIB
Darmin: Negosiasi IA-CEPA masih alot
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Darmin Nasution


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengaku perundingan terkait kerja sama kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economy Partnership Agreement/IA-CEPA) masih belum ada titik temu.

"Masih belum tapi ya memang kita masih berjalan (negosiasinya), seharusnya penyelesaiannya sudah tidak akan lama lagi," ungkap Kementerian Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, di Istana Negara, Selasa (13/3).

Hal tersebut juga diakui oleh Kementerian Perindustrian Airlangga Hartaro. Ia menyampaikan, masih ada beberapa isu yang masih perlu diselesaikan antara Indonesia dan Australia. "Indonesia memprioritaskan take and give dengan Australia terutama dari rate tarif kuota," jelas dia.

Pasalnya, Australia memiliki permintaan yang cukup besar, sehingga pihak pemerintah perlu melihat dari sisi ekspornya agar terjadi tread and balance antara ekspor dan impor. Namun sayangnya, Airlangga tidak merinci apa saja permintaan negara Kanguru itu.

Tapi ia memastikan, di IA-CEPA ini Indonesia melihat peluang ekspornya. "Tentu kita melihat dari sisi ekspornya apakah bisa mendorong yang penting agar tread balance antara ekspor dan impor di tanah air," tutupnya.

Terlepas soal IA-CEPA, Kementerian Perhubungan Budi Karya menyampaikan hubungan Aussie-Indonesia di bidang perhubungan dan perdagangan terjalin cukup baik dan berimbang. Bahkan, kedua negara itu bersepakat untuk menambah penerbangan.

"Saat ini penerbangan yang dilakukan Indonesia-Australia sebanyak 81, dan Australia-Indonesia 91. Keduanya bersepakat akan menambah agar saling memberikan keuntungan masing-masing," jelas Budi.

Bahkan, lanjutnya selain dari sisi penumpang pihaknya juga akan menambah kargo. "Secara khusus, kami menginisiasi pengumpulan barang-barang di NTT salah satunya ikan-ikan jenis konsumsi untuk diekspor ke sana," tutupnya.

Sekadar tahu saja, menurut Darmin terkait IA-CEPA ini pasti akan disinggung dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia pada 17-18 Maret nanti dalam ASEAN-Austrilia Special Summit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×