Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-MUSI RAWAS. Siapa bilang dapur rumah tangga tidak bisa jadi lumbung pendapatan tambahan. Kalau dimanfaatkan dengan baik, dapur rumahan pun bisa digunakan untuk menyulap hasil pertanian lokal menjadi produk olahan bernilai ekonomi.
Sejumlah Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan PT Medco E&P Indonesia (Medco E&P) di Desa Giriyoso Kabupaten Musi Rawas membuktikan hal itu.
Saban pekan, sekelompok Ibu-Ibu yang mulai dibina Medco E&P pada 5 tahun lalu ini langganan memasok 50 kilogram keripik tempe untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Dari tiap 25 kilogram (keripik tempe) bersihnya (dapat) Rp 500.000,” ujar Siti Kalimah, salah satu anggota kelompok tani binaan Medco di Desa Giriyoso saat dikunjungi media pada Minggu (19/10/2025) silam.
Selain memasok untuk program MBG, KWT binaan Medco E&P di Giriyoso juga memasarkan produk-produk olahannya ke tempat-tempat lain, termasuk di antaranya warung. Produknya tidak melulu keripik tempe. Ada juga serbuk minuman herbal dari jahe, abon lele, dan masih banyak lagi.
“Tapi yang (dijual) di warung tidak setiap minggu (dipasok). Mungkin 2 minggu sekali. Sistemnya titip barang,” ujar Siti.
Baca Juga: Prabowo Ingatkan Kepala BGN Tidak Paksakan Kejar Target 40 Juta Penerima MBG
Sebagai wilayah yang masuk dalam daerah operasi Medco E&P, ekonomi warga di Desa Giriyoso memang masuk dalam radar Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Medco E&P.
Lewat program PPM perusahaan, Medco E&P memberi dukungan dalam bentuk pendampingan, bantuan peralatan mesin, dan sebagainya.
Usaha Perkebunan Karet
Sebelum mendapat pembinaan, Warga Desa Giriyoso umumnya bersandar pada usaha perkebunan karet.
Maklumlah, meski tidak secara khusus dikenal sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia, Kabupaten Musi Rawas masuk dalam jajaran kabupaten penghasil karet terbesar di Sumatra Selatan, sedang Sumatra Selatan sebagai provinsi penghasil karet terbesar di Indonesia.
Tetapi, seperti halnya komoditas lain, harga karet naik turun. Pendeknya, komoditas ini tidak bisa jadi andalan satu-satunya dalam menopang penghidupan petani. Apalagi kala harganya ambruk.
Ini juga sejalan dengan temuan statistik Medco yang menunjukkan adanya korelasi antara penurunan harga karet dengan kemunculan masalah-masalah sosial di wilayah operasinya, yakni South Sumatra Block (SSB).
Itulah sebabnya, Medco E&P dalam program pemberdayaan masyarakatnya mencoba mencari opsi ekonomi lai tuk memitigasi dampak ekonomi fluktuasi harga karet pada warga di daerah operasinya.
Baca Juga: Perpres Tata Kelola MBG: SPPG Dilarang Masak di Bawah Pukul 12 Malam
Termasuk di antaranya dengan memberikan pendampingan kepada warga untuk menghasilkan produk-produk olahan mulai dari keripik tempe hingga misalnya serbuk jahe.
Toh yang terakhir disebut, yakni jahe, rupanya merupakan ‘musuh utama’ jamur akar putih yang selama ini menjadi salah satu biang kerok penurunan produksi karet.
“Jadi kami bersama dengan balai penelitian memperkenalkan bagaimana mencegah jamur akar putih tadi dan menjaga produktivitas karet dengan mengenalkan komoditas tambahan yang bisa dipanen 6 bulan - 7 bulan sekali, dengan harga yang relatif lebih flat (dibanding fluktuasi harga karet),” terang Manager Field Relation & Community Enhancement Medco E&P South Sumatra Region, Hirmawan Eko Prabowo dalam acara kunjungan media ke Soka Station, Muara Enim, Minggu (19/10/2025).
Program Pengembangan Masyarakat
Program Pengembangan Masyarakat (PPM) memang merupakan bagian dari kegiatan industri hulu minyak dan gas (migas).
Pelaksanaannya dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS sebagai kontribusi kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dalam mendukung program pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar Daerah Operasi.
Usulannya dibuat oleh KKKS, lalu disetujui oleh SKK Migas. Programnya disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan masyarakat. Panduan-panduannya diatur dalam Panduan Tata Kerja (PTK) 017 yang diterbitkan oleh SKK Migas.
“Kami (industri hulu migas) banyak program selain apa yang terlihat. Banyak kegiatan lainnya yang kami lakukan, baik dari aspek pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, maupun jika terjadi hal yang tidak diinginkan bencana alam, peran hulu migas menjadi bagian garda terdepan di dalam membantu pemerintah daerah,” tutur Kepala Dept. Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Perwakilan Sumbagsel, Syafei, Minggu (19/10/2025).
Baca Juga: BGN Undur Target 82,9 Juta Penerima MBG hingga Februari 2026, Ini Alasannya
Selanjutnya: ESDM Beri Sinyal SPBU Swasta Bisa Beli dari Pertamina Lagi di 2026, Ini Syaratnya
Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi Apabila Mengonsumsi Ayam Setiap Hari?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













