Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
Pada kesempatan itu, Menhub mengatakan bahwa Menteri Keuangan juga telah menyampaikan hal yang sama dan rencana akan dibahas kemungkinan insentif apa yang akan diberikan. Dengan adanya insentif ini, lanjut Menhub, diharapkan industri penerbangan dan perhotelan dapat survive menghadapi dampak virus Corona.
Baca Juga: Vietnam Airlines kehilangan pendapatan US$ 10 juta per minggu akibat virus corona
“Dalam beberapa hari ini kami akan membuat suatu klarifikasi, dan akan kami usulkan ke Presiden minggu depan,” jelas Menhub.
Lebih lanjut, Menhub menyebut maskapai yang mempunyai rute-rute ke mainland China dan Singapura adalah yang paling terdampak. Prediksi Menhub telah terjadi penurunan sekitar 30% pada maskapai-maskapai tersebut.
“Kita memang belum bisa memastikan kerugiannya sendiri, yang punya masalah itu rata-rata adalah yang berhubungan dengan mainland China dan Singapura. Yang lainnya sebenarnya relatif masih baik. Tetapi karena penerbangan ini juga ada sebagian ke Tiongkok kira-kira 30%, jadi berkurang rata-rata 30%,” sebutnya.
Baca Juga: Kemenkes angkat bicara soal turis China terjangkit virus corona setelah dari Bali
Untuk menutupi potensial lost tersebut, pihaknya telah telah berdiskusi dengan maskapai, dengan memikirkan peluang-peluang apa yang mungkin dilakukan.
“Untuk opportunity, yang paling masif itu di Asia Barat seperti India, Pakistan, Bangladesh. karena memang beberapa saat sebelum kejadian ini, para duta besar itu bertemu saya untuk dapat connecting flight. Oleh karenanya saya minta kepada Garuda, Batik, Lion, Air Asia untuk mencari konektivitas ke Asia Barat, paling lambat bulan Mei ini untuk buka rute baru, karena perencanaan itu tidak bisa langsung seketika,” kata Menhub.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News