kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jakarta darurat banjir, BNPB dan BPPT tebar garam


Selasa, 14 Januari 2014 / 15:15 WIB
Jakarta darurat banjir, BNPB dan BPPT tebar garam
Extraordinary Attorney Woo tamat dan bertahan sebagai drakor terpopuler di minggu ketiga bulan Agustus tahun 2022.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah Pemprov DKI Jakarta menetapkan status "Siaga Darurat Banjir", Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), serta TNI-AU melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Teknologi tersebut dengan menyemai NaCL (garam dapur yang diolah menjadi tepung) untuk disebarkan dalam awan sebagai operasi modifikasi cuaca.

Kepala UPT Hujan Buatan BPPT Heru Widodo mengatakan, TMC bisa merekayasa cuaca dari hujan menjadi tidak hujan, maupun sebaliknya. "Melalui TMC, bisa mempercepat proses awan menjadi hujan atau jumping process terhadap awan-awan yang sedang tumbuh dan bergerak memasuki Jabodetabek," kata Heru, dalam konferensi pers di Gedung Suma II, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (14/1).

Awan-awan yang tumbuh di Jakarta, lanjut dia, juga bisa dipercepat proses hujannya agar tidak menjadi awan yang besar. Metode ini juga bisa mengurangi masa udara yang masuk ke Jabodetabek agar hujan yang terjadi tidak terlalu besar.

Keunggulan lainnya, dapat mengganggu proses pertumbuhan awan Jabodetabek yang bergerak meninggalkan daerah aliran sungai, dan tidak menjadi hujan di Jabodetabek. Penyebaran garam dieksekusi dengan menggunakan pesawat terbang jenis Hercules dan Casa 212-200.

"Metode ini dieksekusi menggunakan peralatan darat atau ground-based generator di 20 lokasi yang membangkitkan partikel-partikel halus untuk menciptakan efek persaingan pada awan agar sulit berkembang," jelas Heru.

Ia menjelaskan, teknologi ini sebelumnya telah digunakan pada 2013 lalu. Saat itu, proses itu berhasil mengurangi curah hujan sebesar 20 hingga 50 persen.

Untuk melaksanakan TMC itu, pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta telah mengalokasikan Rp 28 miliar. Rp 20 miliar dari Pemprov DKI Jakarta dan Rp 8 miliar dari BNPB. Anggaran itu dialokasikan untuk pelaksanaan TMC sepanjang yang dibutuhkan.

"Jadi, kita memindahkan hujan ke tempat lain, didistribusikan ke laut," kata Heru. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×