kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CSIS: Duet Prabowo-Aburizal bisa saling mematikan


Selasa, 06 Mei 2014 / 10:32 WIB
CSIS: Duet Prabowo-Aburizal bisa saling mematikan
ILUSTRASI. Ini 4 Cara Cek RAM Laptop Windows via Control Panel hingga Task Manager


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Intimnya hubungan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menimbulkan spekulasi keduanya benar-benar akan berkoalisi menghadapi Pemilu Presiden 2014. Namun, duet ini dinilai justru akan saling mematikan karena rekaman jejak masa lalunya.

Pengamat politik dari Centre For Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan, duet Prabowo-Aburizal sangat dimungkinkan karena akumulasi suara Gerindra-Golkar di pemilu legislatif dapat menembus ambang batas pencalonan presiden. Terlebih, keduanya jelas memiliki nafsu yang sama besarnya untuk merebut kekuasaan dan memerintah.

"Kepentingannya sama, sama-sama ingin berkuasa yang kemudian enggak lagi mempersoalkan siapa yang jadi capres atau cawapres," kata Kristiadi saat dihubungi, Senin (5/5/2014) malam. Apalagi, Aburizal telah mengeluarkan isyarat bersedia menjadi bakal cawapres karena sadar sulit peluangnya bila nekat menjadi bakal capres.

Namun, kata Kristiadi, duet dua tokoh ini dapat saling membelenggu, bahkan mematikan satu sama lain. Pasalnya, Prabowo masih dikaitkan dengan isu dugaan pelanggaran HAM sementara Aburizal dengan bencana lumpur Lapindo, di Jawa Timur. Selain itu, Aburizal juga akan terganjal dinamika di internal Golkar yang sangat keras mewacanakan evaluasi pencapresannya.

Wacana evaluasi itu muncul karena elektabilitas Ical yang rendah dan gagal membawa Golkar meraih suara sesuai target di Pemilu Legislatif 2014. "Ini bisa jadi kartu mati. Kesamaan keduanya bukan soal visi, tapi soal kepentingan ingin berkuasa. Alasan lainnya sudah enggak masuk akal," ujarnya.

Sesuai keputusan partai, Aburizal ditunjuk dan ditetapkan sebagai bakal capres, bukan bakal cawapres. Dengan begitu akan muncul pertanyaan ketika tiba-tiba Aburizal membuat kesepakatan tanpa melalui mekanisme partai. "Lalu Aburizal membuat deal tiba-tiba dengan Prabowo, padahal jumlah suara Golkar lebih besar. Ada apa kok mau? Emangnya Golkar milik Aburizal?" ujar Kristiadi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penjajakan antara Prabowo dengan Aburizal terlihat semakin gencar dilakukan. Mereka terus melakukan pembicaraan politik dan memetakan peluang berkoalisi. Seusai menemui Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/5/2014), Aburizal bahkan mengaku siap bila harus menjadi bakal cawapres bagi Prabowo.

Aburizal mengatakan pula, jika tak ada perubahan maka koalisi antara Gerindra-Golkar akan disampaikan sebelum 18 Mei 2014. Setali tiga uang, Prabowo juga mengatakan dia berharap koalisi dengan Golkar akan terwujud dalam waktu dekat.

Prabowo mengatakan ada banyak kesamaan pandangan antara dia dengan Aburizal. Di antara kesamaan itu, sebut dia, adalah soal keharusan penguatan ekonomi nasional melalui usaha kecil dan perlunya tenda besar untuk mengelola kemajemukan Indonesia. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×